• 24 April 2024

Cara Tradisional Membuat Bibit Cabai

uploads/news/2020/08/cara-tradisional-membuat-bibit-62152e1feed266c.jpg

Semakin baik perawatannya, jangka waktu panennya semakin lama.

MALANG - Cabai rawit merupakan salah satu bahan pangan yang permintaannya meningkat dari tahun ke tahun.

Hal tersebut dikuatkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, periode 2015-2019 yang menyebut, secara garis besar Indonesia mengalami peningkatan produksi cabai rawit sebesar 2,89%.

Baca juga: Semangat Petani Cabai Pinggir Ciliwung

Salah satu daerah penyumbang cabai rawit yaitu Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Petani di Kabupaten Malang, mengandalkan cabai rawit sebagai salah satu tanaman tumpang sari.

Berbekal pengalaman sejak mereka kecil, umumnya petani membuat bibit cabai secara mandiri.

Baik untuk keperluan di ladang sendiri maupun dijual kembali.

Bibit cabai rawit yang dijual kembali, harganya Rp100 per bibit.

Salah satu petani yang membuat bibit sendiri yaitu Lilik (55).

Ia membuat bibit cabai rawit sendiri dengan tahap-tahap yang diajarkan orangtuanya.

Alasannya, selain untuk menghemat modal, juga lebih dapat memantau kualitas cabai nantinya.

Berikut merupakan tahap-tahapannya:

Keringkan cabai rawit dan ambil bijinya terlebih dahulu.

Lalu, jemur beberapa hari, setelah itu campurkan dengan air kapur pembasmi serangga.

Tanah untuk menyemai juga diharuskan lembap, caranya dengan menutupi tanah dengan daun pisang kurang lebih selama 10 hari.

Jika tanah sudah lembap, taburkan biji cabai rawit di atasnya.

Tapi jangan lupa, tetap disirami setiap hari, pagi dan sore.

Sambil menunggu tumbuh dan menjaga kelembapan tanah, buatlah rangka berbentuk setengah lingkaran beratapkan plastik.

Bibit cabai rawit yang sudah terlihat tumbuh daunnya, berarti sudah bisa ditanam di ladang yang lebih luas.

Baca juga: Tersengat Pedas Cabai Hitam

Dalam kurun waktu empat bulan, cabai sudah bisa dipanen bersama dengan tanaman tumpang sari lain.

Frekuensi panen cabai rawit, umumnya setiap lima sampai tujuh hari sekali.

Tentu saja dengan catatan: semakin baik perawatannya, jangka waktu panennya semakin lama. 

Related News