• 19 April 2024

Tersengat Pedas Cabai Hitam

uploads/news/2020/08/tersengat-pedas-cabai-hitam-3573646aabe759b.jpg

Cabai hitam ini memiliki warna lebih unik dan bagus tapi kalau untuk rasa memang ia lebih pedas melebihi cabai rawit biasanya,

JAKARTA - Masyarakat Indonesia tentu tidak asing lagi dengan jenis sayuran yang satu ini.

Warnanya yang indentik merah dan rasa pedasnya yang memikat, membuat tanaman ini memiliki banyak penggemar.

Bentuknya pun beragam, ada yang panjang, keriting, dan ada pula yang kecil.

Baca juga: Klaras Cantik yang Mendunia

Ya, cabai merupakan bahan tambahan bumbu dapur yang wajib ada di setiap masakan.

Mulai dari masakan rumahan, restoran, dan sebagainya.

Ia dikenal, karena rasa uniknya yang mewarnai beragam kuliner.

Seperti cabai rawit, cabai besar, dan cabai keriting, semua memiliki daya tarik dan manfaatnya tersendiri.

Selain cabai merah dan hijau, ternyata ada pula cabai hitam.

Ya, cabai hitam merupakan salah satu jenis cabai rawit yang menghasilkan buah berwarna hitam berbeda dengan cabai rawit biasanya.

Warnanya yang unik dan terlihat elegan, cocok untuk  dijadikan tanaman hias.

Jenis cabai ini juga telah banyak dibudidayakan di Indonesia, khususnya oleh para pecinta tanaman hias untuk dijadikan koleksi.

Cabai hitam (Capsicum annuum longum) dapat tumbuh dan bertahan pada cuaca yang panas, beriklim sub tropis seperti di Indonesia.

Biasanya, daun milik cabai hitam memiliki ciri yang signifikan, yaitu daunnya berwarna hijau tua kehitaman dan bunga yang berwarna ungu.

Salah satu pemilik cabai hitam, yaitu Tutik Sri Susilowati yang juga merupakan Ketua Klinik Bank Sampah Budi Luhur yang berlokasi di RT.10, RW.2, Kelurahan Petukangan Utara, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

Tutik atau yang akrab disapa Umi ini gemar melakukan sosialisasi, baik itu dengan manusia, tumbuhan, dan juga hewan.

Ia sangat giat dalam merawat segala jenis tumbuhan.

Salah satunya cabai hitam yang baru ditanam sekitar tiga bulan lalu di pekarangan halamannya.

Tak hanya itu, ia juga dapat membuat tulang daun dalam kurun waktu tiga hari.

Bahkan, profesor asal Jepang juga telah mendatanginya dan memberikan penghargaan atas keberhasilan yang telah ia dapatkan.

Cabai hitam tersebut didapatkannya dari Bali, yang kemudian bijinya ditanam dan menghasilkan tujuh tanaman cabai hitam.

Pupuk yang Umi gunakan juga merupakan campuran limbah sayuran rumah tangga yang diolah dengan tangannya sendiri.

Ia membuat pupuk cair yang disirami ke berbagai tanamannya di Klinik Bank Sampah.

Baca juga: Menyulap Sampah menjadi Pupuk Organik

Cabai hitam ini memiliki warna lebih unik dan bagus tapi kalau untuk rasa memang ia lebih pedas melebihi cabai rawit biasanya,” tutur Umi saat ditemui tim Jagadtani.id baru-baru ini.

Ia juga menambahkan, satu buah cabai rawit dapat memberikan efek pedas yang luar biasa.

Saat biji cabai tersebut mengenai permukaan kulit akan terasa perih.

Related News