• 26 April 2024

Aroma Brambang di Sudut Malang

uploads/news/2020/08/daerah-penghasil-brambang-di-6682298003b4b64.jpg

Tani (bertani) adalah kebanggaan kampung kami. Sudah diajari dari masih dalam perut.”

MALANG - Bawang merah merupakan salah satu bumbu masak yang diperlukan di hampir setiap masakan.

Salah satu daerah penghasil bawang merah di Jawa Timur yaitu Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

Warga sekitar akrab menyebut bawang merah sebagai ‘brambang’ dan bawang putih sebagai ‘bawang.’

Baca juga: Meningkatnya Produktivitas Bawang Merah Bateng

Sekitar 80% masyarakat di Kecamatan Ngantang berprofesi sebagai petani secara turun-temurun.

Tani (bertani) adalah kebanggaan kampung kami. Sudah diajari dari masih dalam perut,” kata salah satu petani muda, Roni (36), saat ditanya alasannya bertani kepada Jagadtani.id belum lama ini.

Umumnya, di rumah tempat warga tinggal, memiliki dua bagian.

Pertama untuk tempat tinggal, sedangkan bagian lainnya untuk gudang penyimpanan bawang merah dan hasil tani lainnya sesuai musim panen.

Ada yang dipisah menjadi dua bangunan yang berbeda, ada juga yang cukup diberi sekat dalam satu bangunan.

Ukuran bawang merah asal Ngantang dikenal lebih besar dan lebih bulat dibanding ukuran bawang merah lain.

Panen Bawang Merah

Karena kekhasan tersebut, bawang merah asal Ngantang banyak diminati dan didistribusikan ke derah lain seperti ke Surabaya, Bali, dan Nusa Tenggara.

Untuk penjualan hasil panen, umumnya warga Ngantang membawanya ke pengepul di  Kota Mojokerto atau sudah dibeli secara borongan oleh pihak lain, baik secara pribadi atau atas nama instansi.

Baca juga: Panen Bawang Merah Kota Bogor 

Secara garis besar, di Dusun Tokol - salah satu dusun di Ngantang - rata-rata hasil panen dimulai dari empat kuintal hingga satu ton dalam sekali panen per petani dan tergantung dari luas lahan tanam.

Dari hasil panen tersebut, para petani menghasilkan pendapatan Rp6.000.000-7.000.000, bahkan mencapai Rp125.000.000, jika harga jual sedang bagus.

Sebaliknya, jika harga jual sedang turun, per kilogramnya hanya dihargai Rp7.000.

Related News