• 27 April 2024

Drone Pertanian Canggih dari UMM

uploads/news/2020/01/drone-pertanian-canggih-dari-19699e0a5248adf.jpg

“Aplikasi untuk pupuk dan pestisida oleh SRI ini smart, karena ia hanya menyemprot pada tempat yang membutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan dengan kapasitas 23 liter dan jangkauan 10 hektare dalam satu jam. Sedangkan data tanaman yang membutuhkan pupuk serta pestisida itu kita dapatkan dari Farm Mapper maupun Motodoro MX.”

JAKARTA - Dosen Fakultas Pertanian Peternakan universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Wahono Dr. Ir. Wahono, menciptakan tiga jenis pesawat tanpa awak (drone) berteknologi demi mendukung dunia pertanian Indonesia. Pertama yaitu Motodoro MX jenis Flying Wings dengan kemampuan yang lebih efisien, karena sekali terbang bisa memetakan sekitar 700 hektare. Kedua, Farm Mapper yang memiliki kemampuan terbang serta landing vertikal dengan daya jangkau 400-500 hektare. Ketiga, Spraying Robot Indonesia (SRI) yang berfungsi untuk aplikasi pupuk dan pestisida.

“Aplikasi untuk pupuk dan pestisida oleh SRI ini smart, karena ia hanya menyemprot pada tempat yang membutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan dengan kapasitas 23 liter dan jangkauan 10 hektare dalam satu jam. Sedangkan data tanaman yang membutuhkan pupuk serta pestisida itu kita dapatkan dari Farm Mapper maupun Motodoro MX,” papar Wahono dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Baca juga: Drone Pembasmi Hama Tanaman

Selain itu, lanjutnya, SRI juga memiliki sistem kerja yang mewakili mata yang berfungsi melakukan pemilahan antara tanaman yang sehat dan yang berpenyakit. Karena menurutnya, SRI memiliki sensor yang lebih presisi, lebih akurat secara kuantitatif. Dengan ikembangkannya model pertanian pintar melalui tiga jenis drone ini, Wahono berharap mampu menyelesaikan berbagai persoalan pertanian di Indonesia.

“Jadi dari sensor itu bisa menganalisis tingkat kesehatan tanaman, sehingga lebih objektif. Tanpa perlu turun kelapangan. Lewat model pertanian ini kita bisa meningkatkan produktifitas tanaman serta mengefisiensi biaya,” ungkap Wahono.

Temuan ini bahkan mendapat apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam kunjungannya ke UMM.

“Saya sangat senang dengan penemuan ini, dan saya rasa ini tinggal mendesiminasi. Jadi tinggal digunakan secara betul di dunia luas agar bisa diadopsi oleh para petani, karena kecepatannya bisa berkali-kali lipat dibandingkan dengan tenaga manual. Sehingga saya rasa sudah layak untuk di diseminasikan ke masyarakat dan harus segera dipatenkan,” ujar Muhadjir.

Baca juga: Drone Harapan Petani Temanggung

Sejak awal 2017, Farm Mapper maupun Motodoro MX telah diproduksi massal dengan kapasitas produksi sebanyak 40 buah tiap tahunnya. Harga ketiga drone ini dipatok Rp62 juta hingga Rp250 juta. Sementara itu, drone SRI akan diproduksi masal setelah selesai tahap pengembangan.

“Dengan adanya temuan seperti ini, tentu akan sangat penting bagi pertanian kita,” ujar Rektor UMM, Dr. Fauzan.

Related News