• 26 April 2024

Merajut Potensi Rumput Laut

Selain bertumpu pada usaha pariwasata bahari dan perikanan, masyarakat di Kepulauan Wakatobi juga memiliki usaha lain, yaitu rumput laut.

WAKATOBI - Indahnya gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara tidak bisa tergambarkan dengan kata-kata. Terbentangnya lautan menggambarkan surgawi yang nyata di kepulauan yang terdiri dari 97% lautan dan sisanya yaitu 3% berupa daratan ini. Selain itu, terdapat 142 pulau-pulau kecil, di mana hanya tujuh pulau yang berpenghuni. Di Wakatobi, masyarakat banyak yang bertumpu pada pariwisata bahari sebagai pendapatan utama.

Baca juga: Bangkitnya Bisnis Sapi Perah

Di samping pariwisata bahari, sektor perikanan juga menjadi andalan masyarakat yang tinggal di pesisir laut. Jadi, tidak heran jika Wakatobi sejak dahulu selalu melahirkan manusia yang mampu berjuang di tengah lautan samudera. Namun, waktu terus berlalu, mereka pun bertransformasi menjadi pembudidaya non-perikanan dan salah satunya berupa komoditas rumput laut.

Padahal, dahulu rumput laut dianggap tidak bernilai, karena nilai jualnya yang rendah. Perlahan tapi pasti, dengan memaksimalkan potensi yang ada, rumput laut menjelma menjadi pilar ekonomi rumah tangga beberapa warga Wakatobi.

Baca juga: Hobi Sembari Menjaga Ekosistem

“Meski hasilnya kecil, tapi mencukupi,” kata Ode, petani rumput laut asal Desa Liya, Kelurahan Wanci, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, belum lama ini.

Meski begitu, untuk membudidaya rumput laut tidak mudah. Ode bercerita, ia sudah banyak mengalami jatuh bangun dalam urusan rumput laut.

“Bagi kami nelayan di Liya, tak ada pilihan untuk bertani dan berladang, karena hasilnya minim. Jadi kami sepenuhnya tergantung pada rumput laut,” tutupnya.

Baca juga: Berburu Gurita ala Suku Bajo

Related News