• 19 April 2024

Hobi Sembari Menjaga Ekosistem

“Usaha burung dapat lebih dinikmati, sehingga bila saya pensiun ke depannya dapat lebih fokus mengembangan perekonomian.”

GUNUNG KIDUL - Suwarno, Padukuhan Mertelu Kulon, Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, seorang guru sekaligus penghobi burung kicauan sudah menggeluti breeding sejak 2003 lalu. Pada awal rintisannya, ia hanya bermodal empat pasang jalak suren. Karena hobi yang sudah mendarah daging, ia pun mengembangannya dengan serius.

Dengan dukungan dari orang tua dan istrinya, usahanya itu berkembang hingga ia mempunyai 10 pasang induk dan telah mengeluarkan banyak piyik. Dirinya menjelaskan, dari hasil breeding yang dikembangkannya ini sudah menghasilkan banyak uang, hingga dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan.

Soal harga dari hasil breeding jalak uren, Suwarno menjelaskan, biasanya piyik berumur 21 hari dibanderol Rp480 ribu per pasang, sedangkan piyik yang sudah bisa makan sendiri dibanderol Rp550 ribu per pasangnya. Suwarno juga mengembangbiakkan beberapa pasang burung jalak bali yang hampir punah. Syukurnya, burung itu berhasil ia kembangbiakkan dengan baik dengan kelengkapan sertifikat.

“Saya makin mantap untuk mengembangan bisnis ini, karena menjadi breeder mampu menguntungkan selain membawa berkah serta bisa berkumpul dengan keluarga “kata Suwarno.

Suwarno juga mengaku ia selama ini ia bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Klaten untuk membantu sekaligus menjaga burung jalak bali dari kepunahan. Selain jarak bali, ia juga juga mengembangbiakkan lima ekor burung murai batu ekor panjang.

“Usaha burung dapat lebih dinikmati, sehingga bila saya pensiun ke depannya dapat lebih fokus mengembangan perekonomian,” tutup Suwarno.

Related News