• 26 April 2024

Mengetahui Pola Makanan Pemicu Jerawat

uploads/news/2021/03/mengetahui-pola-makanan-pemicu-664625228eb4125.jpg

Saat Anda makan karbohidrat sederhana dan panganan tinggi gula, maka kadar gula darah Anda meningkat lebih cepat, dan pankreas merespons dengan melepaskan insulin.

JAKARTA - Sahabat Tani ada yang wajahnya sedang berjerawat?

Ya, jerawat seringkali dipicu oleh perubahan hormonal dalam tubuh, yang paling sering terjadi pada remaja yang mengalami masa pubertas.

Jerawat perlahan akan hilang tanpa pengobatan, namun terkadang ketika satu jerawat mulai hilang, jerawat lainnya bermunculan.

Kasus jerawat yang serius dan berbahaya memang jarang ditemukan, tetapi dapat menyebabkan tekanan emosional dan dapat melukai kulit.

Baca juga: Tren Skincare Organik di 2021

Jerawat sendiri bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu pola makan.

Seperti makanan tertentu, yang mampu meningkatkan gula darah lebih cepat daripada yang lain.

Gula darah yang naik dengan cepat, mampu menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang disebut insulin.

Kadar insulin berlebih dalam darah, dapat menyebabkan kelenjar minyak memproduksi lebih banyak minyak, sehingga meningkatkan risiko timbulnya jerawat.

Beberapa makanan yang memicu lonjakan insulin yaitu pasta, nasi, roti putih, dan segala jenis makanan olahan tinggi gula.

Karena efek produksi insulinnya yang tinggi, makanan ini dianggap sebagai karbohidrat "glikemik tinggi".

Artinya, jenis makanan ini terbuat dari gula sederhana.

Ahli dermatologi bersertifikat dari klinik curology di Amerika Serikat, dr. David Lortscher, MD, menjelaskan, gula dalam bentuk apapun dapat mempengaruhi hormon dan kondisi kulit termasuk jerawat.

"Saat Anda makan karbohidrat sederhana dan panganan tinggi gula, maka kadar gula darah Anda meningkat lebih cepat, dan pankreas merespons dengan melepaskan insulin. Dengan menghilangkan gula, Anda mungkin dapat menurunkan jumlah insulin dan sebagai hasilnya, produksi minyak dan jerawat juga dapat dipengaruhi," ujar Lortscher seperti melansir ANTARA dari Healthline.

Cokelat juga diyakini dapat memperburuk jerawat.

Namun, menurut Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, tidak semua orang terpengaruh oleh dampak buruk dari cokelat.

Peneliti lain juga telah mempelajari hubungan antara jenis "diet Barat" atau "diet standar Amerika" dan jerawat.

Jenis diet ini sangat didasarkan pada karbohidrat glikemik tinggi, produk susu, lemak jenuh, dan lemak trans.

Medical Daily melaporkan, menurut penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, jenis-jenis makanan ini merangsang produksi hormon yang dapat menyebabkan minyak berlebih dibuat dan disekresikan oleh kelenjar minyak.

Para peneliti juga menemukan, pola makan Barat yang tinggi akan lemak jenuh dikaitkan dengan penyebab meningkatnya peradangan pada kulit, salah satunya yaitu jerawat.

Namun Lortscher menyebutkan, susu hewani merupakan salah satu pemicu utama yang merangsang hormon untuk memproduksi sebum lebih banyak, sehingga potensi munculnya jerawat menjadi lebih tinggi.

"Susu dan segala jenis produk turunannya, pada sebagian orang terbukti dapat memicu atau memperburuk kondisi kulit yang berjerawat," kata Lortscher.

Lortscher juga menjelaskan, susu hewani dan semua produk turunannya mengandung prekursor bagi hormon testosteron dan androgen, yang mempengaruhi reseptor hormon di kulit sehingga mengaktifkan proses yang menyebabkan jerawat.

Jenis makanan

Dengan panganan tinggi gula serta produk susu sebagai dua dari sekian daftar tersangka pemicu jerawat, masuk akal jika muncul pertanyaan "bagaimana jika dua jenis bahan makanan tersebut dieliminasi dari pola makan?"

Lortscher mengatakan, melakukan diet bebas gula dan susu tanpa batasan sebagai salah satu strategi eliminasi paling populer yang dilakukan orang untuk kulit.

"Meskipun mekanismenya tidak jelas, hubungan gula dan susu dengan jerawat lebih banyak ditandai dengan susu skim dibandingkan dengan susu murni, dan pada mereka yang mengkonsumsi lebih dari tiga porsi per minggu," kata Lortscher.

Dia menambahkan, ada kemungkinan produk turunan susu seperti keju, es krim, dan yogurt dapat dikaitkan dengan timbulnya jerawat.

Namun kaitannya tampak lebih kuat dengan susu skim.

Lantas, bahan pangan apa saja yang dinyatakan paling aman untuk membantu mencegah dan meredakan peradangan jerawat?

Beberapa penelitian terbaru menunjukkan, pola makan rendah glisemik atau diet rendah gula sederhana, dapat mencegah dan membantu meredakan jerawat.

Penelitian yang dilakukan di Korea Selatan menunjukkan, pasien yang mengikuti pola makan dengan indeks glikemik rendah selama 10 minggu mengalami kondisi kulit yang membaik, terutama pada jerawat yang meradang.

Dalam studi lain yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology, para peneliti menemukan, mengikuti diet rendah glikemik dengan asupan protein tinggi selama 12 minggu, mampu memperbaiki kondisi kulit yang jerawat pada pria dan menurunkan berat badan.

Studi juga menunjukkan, mengonsumsi makanan yang kaya zinc berguna dalam mencegah dan mengobati jerawat.

Dalam satu studi yang diterbitkan dalam BioMed Research International Journal, para peneliti melihat hubungan antara kadar zinc dalam darah dan tingkat keparahan jerawat.

Zinc merupakan mineral makanan yang penting dalam perkembangan kulit, serta mengatur metabolisme dan kadar hormon.

Para peneliti menemukan, tingkat zinc yang rendah dikaitkan dengan kasus jerawat yang lebih parah.

Mereka pun menyarankan untuk meningkatkan jumlah zinc dalam makanan menjadi 40 miligram per hari untuk mengobati orang dengan kasus jerawat yang parah.

Penelitian lain yang diterbitkan dalam Journal of Cutaneous and Ocular Toxicology, menemukan jika kadar vitamin A dan E yang rendah juga terkait dengan kasus jerawat yang parah.

Mereka pun menyarankan, orang yang berjerawat dapat meredakan dan mengobati jerawat mereka dengan meningkatkan asupan makanan kaya akan vitamin A dan E.

Namun sebelum mengonsumsi suplemen vitamin A, cobalah berdiskusi dengan dokter, karena konsumsi vitamin A berlebihan dapat menyebabkan keracunan vitamin A yang berujung pada kerusakan permanen organ tubuh.

Selain itu, pasien dengan jerawat yang parah juga dapat mengkonsumsi omega-3 dan antioksidan.

Baca juga: Penambah Imun Wanita Usia 40-an

Omega-3 merupakan sejenis lemak yang ditemukan pada tumbuhan dan sumber protein hewani tertentu, seperti ikan dan telur.

Sementara, antioksidan yaitu bahan kimia yang menetralkan racun yang merusak di dalam tubuh bersama-sama dengan omega-3 dan antioksidan yang dianggap mengurangi peradangan.

Studi yang diterbitkan dalam Lipids in Health and Disease menemukan, orang yang mengkonsumsi suplemen omega-3 dan antioksidan setiap hari mampu mengurangi jerawat dan meningkatkan kesehatan mental mereka.

Karena jerawat sering menyebabkan tekanan emosional, mengkonsumsi omega-3 dan antioksidan mungkin sangat bermanfaat bagi orang dengan kondisi tersebut.

Related News