• 23 April 2024

Tekad Merauke Menjadi Lumbung Pangan

uploads/news/2020/10/tekad-merauke-menjadi-lumbung-1117517b85aee57.jpg

Inilah bentuk perhatian kami, walaupun tidak besar, namun pemerintah memperhatikan nasib petani.”

MERAUKE - Dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Merauke, dan PT Prima Cargo Abadi siap mendistribusikan beras petani Merauke ke beberapa tempat sebanyak 105 ton.

Seperti, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Asmat, PT Bio Inti Agrindo (BIA), Distrik Ilwayab, dan Distrik Muting.

Acara tersebut ditandai dengan seremoni yang dihadiri Kepala Bidang (Kabid) Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Lunanka V. Daimboa; Wakil Bupati Merauke, Sularso, SE; anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua; Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke; dan rumpun pertanian di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Merauke, Selasa (13/10).

Baca juga: Mengenal Walabi, Kanguru Endemik Papua

Dalam sambutannya, Kabid Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Lunanka V. Daimboa menuturkan, Pemprov Papua menggelontorkan dana sebesar Rp200.000.000 melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua untuk biaya transportasi pendistribusikan hasil produksi petani Merauke ke luar.

Terlebih produksi beras saat ini sedang meningkat dan membuat petani kesulitan dalam memasarkan beras, ditambah biaya distribusi yang mahal.

Hal itu pun didengar oleh pemerintah pusat.

Kami berharap bantuan distribusi beras 105 ton ini menjadi perhatian pemerintah Provinsi Papua bersama Pemkab Merauke, yang sangat memperdulikan nasib petani dan sama-sama kita ketahui beberapa waktu lalu sempat demo. Inilah bentuk perhatian kami, walaupun tidak besar, namun pemerintah memperhatikan nasib petani,” tuturnya.

Lunanka berharap, program bantuan dana transportasi distribusi beras yang sudah berjalan sejak 2019, tetap berlanjut hingga di tahun mendatang.

Dengan demikian, keluhan petani bisa terjawab.  

Di kesempatan yang sama, Wakil Bupati Merauke, Sularso, SE, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemprov Papua yang sudah dua tahun berturut-turut menyalurkan dana biaya transportasi distribusi beras.

Tahun lalu, Pemprov Papua mendistribusikan beras 75 ton dan sekarang meningkat dua kali lipat.

Kita tahu Papua ini ada 28 kabupaten dan satu kota. Kami masyarakat Merauke mendapat perhatian secara khusus terkait biaya distribusi pangan yang dimiliki. Semoga ini berkelanjutan dan sama-sama mendorong lumbung pangan nasional,” ujarnya.

Orang nomor dua di Kabupaten Merauke tersebut mengatakan, sejak Merauke dicanangkan sebagai lumbung pangan nasional oleh pemerintah pusat, telah terwujud perluasan lahan dan tanam yang berdampak pada produktivitas yang melonjak hampir tiga kali lipat.

Ini kebanggaan bagi kami semua di samping itu ada masalah yang dihadapi dari kelebihan produksi pangan. Harapannya, kita terus berkolaborasi. Ke depan mulai merambah ke sektor perikanan, perkebunan dan peternakan sehingga bisa mendorong keunggulan komperatif di Merauke, masyarakat semakin sejahtera,” ucap Sularso.

Ia menambahkan, sembilan bahan pokok juga hampir terpenuhi di Merauke, seperti produksi daging, beras, telur, hingga produksi minyak kelapa sawit (CPO) sebagai wujud kemandirian.

Oleh karena itu, dia pun meminta Kepala Bulog Provinsi Papua untuk mengakomodir kebutuhan beras di Papua yang berasal dari beras petani Merauke.

Baca juga: Sabana Kondo, Ladang Peternakan Merauke

Menurutnya, permasalahan transportasi dan mahalnya ongkos pengiriman ke luar Papua bisa dikolaborasikan antara Pemprov Papua dan Pemkab Merauke, karena sama-sama memiliki kapal transportasi.

Meski tahun ini Bulog Merauke sudah mendistribusi beras sebanyak 6.000 ton ke Kabupaten Timika, Kota Jayapura, dan Kota Sorong, namun diharapkan Merauke juga bisa menyuplai beras untuk 28 kabupaten dan satu kota di Papua.

Kami ingin kebutuhan beras di Papua mengandalkan hasil produksi petani Merauke. Setelah beras kami diserap, jika masih kekurangan maka kabupaten lain di Papua bisa ambil dari wilayah lain. Ini perlu diberdayakan, agar terus memotivasi petani dan membuka lapangan kerja,” tandas Sularso.

Related News