• 16 April 2024

Mengenal Esensi Sesajen Canang

uploads/news/2020/09/mengenal-esensi-sesajen-canang-458190dd9aca66b.JPG

Komponen canang, terdiri dari sejumlah jenis tanaman dan bunga yang dirangkai menjadi bentuk yang indah untuk dijadikan persembahan.

DENPASAR - Salah satu hal yang tidak bisa lepas dari Pulau Dewata, Bali yaitu mudahnya menemukan sesajen berisi beberapa macam bunga dan dedaunan bernama ‘canang’.

Menurut Ida Pedanda Gede Made Gunung, seorang Pedanda atau pemuka agama Hindu di Bali, kata canang terdiri dari dua suku kata Bahasa Kawi: ‘ca’ berarti indah dan ‘nang’ yang berarti tujuan.

Baca juga: Kokohnya Bisnis Bambu Penjor

Jadi, pengertian canang bila dijabarkan yaitu sarana yang bertujuan untuk memohon keindahan ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa.

Filosofi canang yang menjadi persembahan dalam sembahyang merupakan penggambaran rasa syukur dengan cara pengorbanan.

Karena diperlukan pengorbanan waktu dan tenaga untuk mempersiapkan persembahan berupa canang.

Canang biasanya diletakkan di banyak tempat, seperti di pura, depan rumah, kusen pintu, mobil, hingga tempat-tempat umum seperti objek wisata dan sekolah.

Canang memiliki peranan penting dalam ritual keagamaan umat Hindu di Bali, baik untuk kegiatan keagamaan harian atau kegiatan keagamaan besar.

Tentunya, dengan bentuk dan klasifikasi canang yang berbeda.

Sehingga, canang disebut ‘kanista’ atau inti dari upacara.

Komponen canang, terdiri dari sejumlah jenis tanaman dan bunga yang dirangkai menjadi bentuk yang indah untuk dijadikan persembahan.

Diantaranya yaitu, janur, daun sirih, daun kapur, daun pandan, bunga dengan warna berbeda-beda, tebu, pisang, dan beras.

Dengan variasi tanaman dan bunga yang digunakan pada canang, membuat masyarakat Bali menanam keperluan canangnya secara mandiri

 Jika tidak memungkinkan untuk menanamnya sendiri, biasanya akan membelinya di pasar.

Seperti bunga hydrangea atau bunga bokor yang berwarna merah muda.

Baca juga: Mengenal Ampok, Pengganti Nasi

Bunga tersebut dijual di Pasar Kumbasari, Kota Denpasar dengan harga Rp30.000 per kilogram yang siap langsung digunakan untuk melengkapi canang.

Saya dapat bunga bokor ini dari tempat asal saya di Desa Pancasari. Setiap minggu saya ke kampung, petik seadanya yang ada di halaman rumah, dijual di Denpasar. Lumayan harga per kilogramnya Rp25.000-30.000,” ujar Kayun, pedagang bunga untuk canang.

Bunganya juga langsung habis kalau saya bawa ke Pasar Kumbasari, jadi langganan saya dapat yang masih segar. Memang karena di kampung saya suhunya dingin, bunga bokornya juga lebih bagus daripada yang ditanam di Denpasar sini,” tutupnya.

Related News