• 26 April 2024

Salak Gading yang Kaya Manfaat

uploads/news/2020/09/salak-gading-yang-kaya-852351e70042ec2.JPG

Kemungkinan gagal panen rendah, dan cara pembibitannya pun mudah. Tidak usah dikasih pupuk dan sebagainya. Setiap bulan selalu ada hasil dari pohon tersebut.”

YOGYAKARTA - Salak yang bernama latin Salacca zalacca, merupakan buah unggulan dari Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan merupakan salah satu buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Agung, petani salak sekaligus pemilik dari Omah Salak yang berlokasi di Jalan Perum Gadjah Mada Asri, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, mengaku sejak kecil sudah ikut membudidayakan tanaman salak.

Bahkan, ia mendirikan kebun salak dengan nama Omah Salak pada 2002 sebagai tempat wisata edukasi.

Baca juga: Terbang Tinggi Si Salak Pondoh

Salah satu jenis salak yang ia budidayakan yaitu, salak gading.

Pembibitan salak itu menggunakan sistem cangkok, tinggal dipotong lalu ditanam. Kalau pun pohonnya ditebang, tetap akan tumbuh terus menerus.  Seperti tanaman model kelapa, tidak bisa mati,” ujarnya saat ditemui oleh tim Jagadtani.id belum lama ini.

Agung juga menambahkan, dalam budidaya salak kemungkinan untuk gagal panen itu tergolong sedikit sekali.

Kemungkinan gagal panen rendah, dan cara pembibitannya pun mudah. Tidak usah dikasih pupuk dan sebagainya. Setiap bulan selalu ada hasil dari pohon tersebut,” tambahnya.

Lebih lanjut, Agung menjelaskan ciri-ciri salak gading yang mudah diketahui.

Menurutnya, salak gading dapat dilihat dari tampilan warna kulitnya yang cerah dengan warna yang agak kekuningan.

Daging buah salak gading pun cukup tebal dan rasanya manis, namun bercampur sedikit dengan rasa sepat, serta agak asam.

Salak gading memang warnanya kuning dan memang rasanya agak asam. Tapi bagus untuk diabetes, kolesterol, hingga bisa mencegah penyakit stroke,” ujarnya.

Agung mengaku, harga salak gading cenderung mahal atau dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan jenis salak pondoh.

Salak gading dapat dibanderol dengan harga Rp25.000-30.000 per kilogramnya.

Hal ini diakuinya dapat menjadi penolong ekonomi petani, saat harga salak pondoh sedang terjun bebas.

Baca juga: Rahasia Tersembunyi Berbisnis Salak

 “Lebih banyak peminat salak gading dibandingkan dengan salak pondoh. Sekalinya ada yang jual, langsung habis terjual. Salak gading tergolong buah langka, walaupun harga salak gading itu dua kali lipat dari harga salak pondoh,” jelasnya.

Meski demikian, harus diakui, salak gading masih kalah populer dengan jenis salak lainnya seperti, salak pondoh.

Kalau salak itu bukan buah musiman, salak salah satu buah yang ada terus. Tapi tetap saja, permintaan kan banyak sekali, sementara jumlahnya masih terbatas. Permintaan banyak namun penyedia lainnya kurang,” tutupnya.

Related News