• 19 April 2024

Gratieks Sasar Kampung Kelapa, Makaling

uploads/news/2020/09/gratieks-sasar-kampung-kelapa--344785f8b9fbe9e.jpg

Sengaja kami pilih sebagai salah satu Desa Gratieks, karena pengembangan perkebunan kelapa terluas di Merauke ada di kampung Makaling dan hasil olahannya berupa kopra banyak dilalulintaskan.”

MERAUKE - Program gagasan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo guna memenuhi kebutuhan pangan asal produk pertanian sekaligus memacu ekspor ke mancanegara, diimplementasikan di wilayah Papua bagian selatan, terutama Kabupaten Merauke.

Seperti yang dilakukan Kepala Karantina Pertanian Merauke, Sudirman, SP.

Selain melakukan penguatan tugas pokok dan fungsi perkarantinaan di wilayah kerjanya, dia juga melaksanakan tugas strategis mengawal program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Konstratani) dan gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).

Baca juga: Sabana Kondo, Ladang Peternakan Merauke

Ia juga sukses mendaftarkan tiga Balai Penyuluh Pertanian (BPP) milik Dinas Pertanian Merauke di tingkat kecamatan menjadi BPP model Kostratani, serta terus lakukan pendampingan.

Kini, Karantina Pertanian Merauke melakukan pemetaan kawasan sentra produk pertanian yang memiliki potensi ekspor.

Sudirman bersama enam orang stafnya melakukan pemetaan desa, Sabtu (12/9) lalu.

Mereka mendatangi lokasi sentra perkebunan yang digadang-gadang dapat terpilih sebagai ‘Desa Pendukung Gratieks’ yaitu, Desa Makaling, Distrik Okaba, Kabupaten Merauke.

Kunjungan ke Kampung Makaling

Desa yang juga merupakan kawasan bersejarah dengan bangunan tua di Merauke tersebut, memiliki salah satu dari 10 komoditas utama pertanian.

"Sengaja kami pilih sebagai salah satu Desa Gratieks, karena pengembangan perkebunan kelapa terluas di Merauke ada di kampung Makaling dan hasil olahannya berupa kopra banyak dilalulintaskan," tutur Sudirman kepada Jagadtani.id, Minggu (13/9) kemarin.

Ia mengatakan, luasan lahan perkebunan di wilayah tersebut mencapai 100 hektare, dengan produksi kopra mencapai 78 ton per bulan dari 3.275 hektare yang tersebar di sepanjang pesisir pantai Distrik Okaba.

Hasil produksi kopra dari masyarakat Okaba selama ini masih dilalulintaskan secara domestik.

Harga kopra pun saat ini berkisar Rp3.000 per kilogram.

Baca juga: Kembalinya Kura-kura Moncong Babi

Lewat kunjungan awal itu, Sudirman berharap bisa memberikan gambaran sejauh mana Karantina Merauke mengambil langkah dalam mengawal program Gratieks.

Terutama, pengembangan industri hilir, yaitu pengolahan kelapa menjadi kopra yang bernilai tinggi.

"Karena untuk membuka keran ekspor, kita harus bisa memastikan selain ketersediaan bahan baku di hilir harus kontinyu. Kualitas pun menjadi syarat utama, agar nilai jual semakin tinggi di pasaran, baik lokal maupun pasar ekspor," tandasnya.

Related News