• 29 March 2024

Dilema Hadirnya Bawang Merah Impor

uploads/news/2020/09/dilema-hadirnya-bawang-merah-57712a8cd62b276.JPEG

Ya kalau begini terus, kalau tidak mau rugi karena busuk, harus dijual murah saja.

MALANG - Bawang merah merupakan salah satu hasil pertanian kebanggaan Kabupaten Malang.

Sebagai penghasil bawang merah se-Jawa Timur dan mata pencaharian utama, harga yang stabil menjadikan bawang merah yang paling diandalkan.

Sebelum masa pandemi COVID-19, petani bawang merah di kabupaten ini tidak memiliki pesaing yang berarti.

Baca juga: Mengenal Jasa Panen Bawang Merah

Namun, sejak pandemi merebak dan pasar bawang merah impor dibuka, petani mulai mempertimbangkan kembali, apakah mereka akan menanam kembali bawang merah atau tidak?

Pertimbangan vital itu dipengaruhi, salah satunya oleh bawang merah besar impor yang dijual dengan harga murah.

Sebagai perbandingan, di Pasar Ngantang, bawang merah besar atau bawang dari India dijual dengan harga Rp12.000 per kilogram, sementara bawang merah lokal memiliki harga Rp38.000 per kilogram.

Rasa yang tidak jauh berbeda dan kemudahan mengupas bawang india, karena ukurannya sebesar bawang bombai, mendasari pilihan pembeli lebih memilih bawang india daripada bawang lokal.

Karena hal tersebut, Abdul (57), petani setempat, mengeluhkan harga pasar bawang merah.

Ya kalau begini terus, kalau tidak mau rugi karena busuk, harus dijual murah saja. Belum lagi, warung makan banyak yang belum buka. Jadi belum banyak permintaan. Jelas rugi ini,” keluhnya kepada Jagadtani.id belum lama ini.

Baca juga: Persiapan Menyambut Panen Raya Brambang

Sementara itu, menurut salah satu pembeli bawang merah, Nikmatul (30), suka atau tidak suka, dengan keadaan serba terbatas seperti sekarang, bahan yang lebih murah menjadi pilihannya.

Uangnya hanya cukup buat beli yang besar. Ya, mau tidak mau belinya bawang besar. Tapi biasanya beli bawang kecil,” pungkasnya. 

Related News