• 26 April 2024

Durian Ngantang yang Selalu Berbuah

uploads/news/2020/09/durian-ngantang-yang-selalu-4570703dd820fed.jpg

Pernah satu pohon itu sampai 100 buah. Padahal tidak pernah saya kasih pupuk, karena agak jauh dari rumah.”

MALANG - Siapa yang tak suka durian?

Ya, buah berkulit tebal berduri ini, selalu ditunggu saat musimnya tiba.

Di Kebupaten Malang, khususnya di Kecamatan Ngantang, dikenal dengan durian yang tidak mengenal musim.

Kapan saja Sahabat Tani bertandang ke Ngantang, pasti akan menemukan para penjual durian sepanjang jalan utama Batu-Pujon-Ngantang.

Baca juga: Durian, Si Raja Nutrsi

Baik yang menjual durian dengan kios, maupun dengan motor dan mobil.

Belum lagi Sahabat Tani akan disuguhkan pemandangan pegunungan, serta sungai yang menambah selera ketika menikmati durian.

anen raya durian sendiri akan ada di Maret hingga April, dengan frekuensi satu tahun sekali.

Menurut salah satu pemilik kebun, Rini (44), jika umur pohon durian sudah mencapai lima tahun, maka sudah mulai bisa dipanen.

Kebun saya pohonnya cuma sedikit. Paling hanya empat puluhan pohon. Tapi memang tidak berhenti berbuah, karena tumbuh dan matangnya bergiliran. Pernah satu pohon itu sampai 100 buah. Padahal tidak pernah saya kasih pupuk, karena agak jauh dari rumah,” kepada Jagadtani.id belum lama ini.

Hampir setiap bulan, ada saja yang membeli durian milik Rini untuk dijual kembali, baik itu perorangan maupun pengepul.

Durian miliknya memang dikenal diminati pasar, karena berkualitas baik dengan dagingnya yang tebal dan rasanya sedikit pahit.

Tapi kalau mau cepat berbuah memang harus telaten. Seperti di-stek di pohon durian yang berbatang besar dan dipupuk,” tambahnya.

Durian di daerah ini, biasanya dijual per buah atau per kebun secara borongan.

Jika per buah, biasanya dijual dengan kisaran Rp15.000-25.000.

Baca juga: Menanti Sertifikasi Durian Andalan Babel

Namun, jika dijual per kebun kepada pengepul atau borongan, per pohon bisa dihargai Rp4.000.000-5.000.000, tergantung kelebatan buah per pohon yang dihasilkan.

Saat menjelang matang, biasanya pengepul meminta buahnya diikat dengan tali, lalu digantung di pohon, agar tidak diambil orang.

Secara berkala, pengepul akan menghitung ulang jumlah setiap pohon yang dibelinya di satu kebun.

Related News