• 27 April 2024

Mengenal Sigiran, Jemuran Bawang Merah

uploads/news/2020/08/mengenal-sigiran-jemuran-bawang-8070393a8f3d6c7.jpg

MALANG - Dalam proses pengolahan bibit hingga menjadi bawang merah siap panen, terdapat sejumlah langkah sebelum siap dikirim ke pengepul.

Salah satunya yaitu, mengeringkan bawang merah pasca panen.

Langkah ini harus dilakukan sesegera mungkin, untuk menghindari pembusukan, sekaligus menjaga kualitas bawang merah.

Terlebih, saat panen di kala musim hujan.

Baca juga: Aroma Brambang di Sudut Malang

Alat mengeringkan bawang merah yang berada di Desa Purworejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dibuat secara sederhana dengan bambu dan kayu.

Selain itu, juga menggunakan paku dan tali jika dibutuhkan.

Ya, alat tersebut bernama sigiran.

Sigiran berasal dari kata ‘nyigir yang artinya kegiatan menjemur bawang.

Sehingga, sigiran berarti tempat menjemur bawang.

Istilah ini hanya digunakan dalam lingkup pertanian bawang merah.

Cara membuat sigiran, biasanya dilakukan secara bergotong royong.

Dengan menggunakan bambu berdiameter 4-5 sentimeter, lalu disusun secara horizontal sepanjang lahan yang tersedia.

Sementara untuk penopangnya, disusun secara vertikal setinggi panjang bambu yang digunakan.

Biasanya disusun antara sepuluh hingga belasan tingkat, tergantung dari kekuatan bambu.

Jika bambu yang digunakan tidak terlalu kuat, antar bambu yang bersimpangan dipaku dan dikuatkan dengan tali hingga cukup kokoh untuk digantungi ikatan bawang merah.

Di bagian teratas, dibuat seperti bentuk atap untuk dipasang plastik atau karung.

Baca juga: Bima Gelar Panen Raya Bamer

Tujuannya, agar tidak kehujanan dan dapat mempengaruhi kualitas dan harga jual bawang merah.

Bawang merah pun dijemur sekitar 10 hari, sebelum akhirnya dijual ke pengepul.

Jika sedang tidak digunakan untuk menjemur bawang, sigiran biasanya digunakan sebagai jemuran baju atau karung.

Related News