• 26 April 2024

Karir Tak Terduga Millenial Bogor

uploads/news/2020/07/karir-tak-terduga-millenial-65070e506d9c497.jpg

Saya enggak pernah kepikiran buat jadi petani.”

BOGOR - Dan Sulaiman tak pernah terpikir untuk menjadi seorang petani sejak duduk di bangku SMA.

Ia mulai menjatuhkan pilihan, hingga akhirnya memutuskan terjun ke dunia pertanian setelah lulus dari bangku kuliah. 

Baca juga: Senyum Sumringah Petani Mentimun Bogor

"Saya enggak pernah kepikiran buat jadi petani," ujarnya.

"Mulai bertani itu pada Agustus 2018 setelah lulus dari kuliah," imbuhnya.

Mengawali langkahnya, ia sempat bingung tak tahu apa yang akan ditanam.

Ia pun berusaha mencari tahu dan meminta saran ke beberapa orang termasuk seniornya di kampus yang menggeluti usaha hidroponik.

"Kata senior saya saat saya tanya, "Dan, kalau mau jadi petani jangan tanya ke saya, tanya ke pasar, apa yang dibutuhkan pasar itu yang ditanam"," ujar Dan menirukan saran seniornya. 

Dalam perjalanan awal bertani, ia menanam sayur mayur pada dua petakan lahan di Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Hasilnya, ia jual sendiri dan baru sebatas memenuhi kebutuhan pedagang kecil. 

Dirinya baru betul-betul merasakan dapat keuntungan cukup lumayan dari hasil pertanian saat ini setelah berjalan dua tahun.

Hal itu dikarenakan ia menemukan formula yang tepat dalam manajemen usaha taninya. 

"Untung yang benar-benar terasa baru saat ini. Sebelumnya dari pengalaman ada boncos, tanaman tumbuh tidak bagus, ada juga hasilnya kurang baik. Ternyata di pertanian ini ada hal-hal yang harus diperhatikan," kata dia.

Menurutnya, menjadi seorang petani merupakan pilihan.

Dunia pertanian jika digarap dengan baik, tak hanya bisa mendatangkan penghasilan, tapi juga memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. 

"Jadi, kalau tidak ada yang mau jadi petani, siapa lagi yang mau menaikkan dari nilai pertanian, padahal sampai kapan pun kita akan butuh makanan dari hasil pertanian," ucapnya.

Baca juga: Pelaksanaan Kurban di Kota Bogor 

Saat ini, pemuda berusia 25 tahun itu membudidayakan mentimun di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 5.000 meter persegi.

Ia juga tengah memetik hasil dari mentimun yang ditanam sebulan lalu. 

Dan bercerita, dirinya masih memiliki mimpi atau keinginan mewujudkan pertanian yang terintegrasi di lahan tersebut.

"Insya Allah, ke depannya (integrasi pertanian) mau ada juga unsur teknologinya," tandasnya.

Related News