• 25 April 2024

Senyum Sumringah Petani Mentimun Bogor

Untuk (harga) mentimun di petani sekarang cukup bagus, lagi naik. Per kilogramnya sekarang dijual Rp3.500 dari prediksi awal saya seharga Rp2.000 per kilogram.”

BOGOR - Dan Sulaiman, petani milenial asal Kota Bogor, tengah memetik hasil dari mentimun yang ditanamnya sebulan lalu.

Pada masa panen kali ini, pemuda berusia 25 tahun itu bisa tersenyum setelah harga jual mentimun di tingkat petani merangkak naik. 

Dan mengatakan, pada masa tanam kedua ini, ia memilih menanam mentimun dari varietas wulan di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 5.000 meter persegi untuk menyesuaikan akan kebutuhan pasar.

Baca juga: Memanen Untung dari Lahan Kosong

"Saya mulai tanam kembali mentimun dengan varietas wulan sebulan lalu. Sekarang memasuki masa panen ke delapan kali," ujar Dan saat ditemui JagadTani.id di kebunnya di Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.

Panen mentimun, kata Dan, dapat dilakukan dengan interval dua hari sekali hingga 16 kali panen.

Dari luasan lahan tersebut, ia memperoleh hasil mencapai setengah ton setiap kali panen dengan ukuran buah antara 10 sampai 15 sentimeter.

"Untuk (harga) mentimun di petani sekarang cukup bagus, lagi naik. Per kilogramnya sekarang dijual Rp3.500 dari prediksi awal saya seharga Rp2.000 per kilogram," kata Dan.

Ia menambahkan, harga mentimun pada masa tanam pertama sempat anjlok, bahkan dihargai Rp1.000 per kilogram di tingkat petani.

Harga pun mulai kembali naik, karena para petani enggan untuk menanam pada masa pandemi Covid-19. 

Dan yang juga ketua Kelompok Tani Dewasa (KTD) Bumi Pakuan menjelaskan, agar mentimun tumbuh optimal ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Seperti dalam pengolahan lahan sebelum ditanam benih, tanah diberikan pupuk organik dari kandang ternak. 

Selanjutnya, pengaturan jarak tanam pada mulsa.

Dari setiap mulsa memiliki lebar 120 sentimeter, Dan menebar benih mentimun dengan mengatur jarak 40 sentimeter antar baris dan 60 sentimeter antar tanaman.

Sedangkan antara mulsa masing-masing 50 sentimeter.

"Sebetulnya untuk mentimun dari jarak segitu masih bisa dipersempit lagi. Tapi dengan jarak tanam ini untuk memaksimalkan sinar matahari dan juga tanaman mentimun gampang tumbuh ke atasnya," imbuh Dan.

Untuk sisi perawatan, baik sanitasi lahan atau pembersihan lahan itu wajib dilakukan setiap bulannya.

Dan juga memberikan tips untuk menghemat biaya dan waktu dalam hal pemupukan yang dilakukannya seminggu sekali.

"Biasanya kan ditugal, pupuk ditanam dekat area tanamannya. Tapi saya terapkan sistem cor. Jadi, setelah pupuk dicairkan dimasukkan langsung ke akarnya. Selain ini lebih hemat biaya tanpa harus melubangi mulsa juga waktu dalam aplikasinya," tuturnya.

Baca juga: Akuaponik Bambu Ala Wakapolsek

Alumni Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu mengaku, dari hasil budidaya mentimun saat ini dapat memperoleh omset rata-rata Rp1.800.000 untuk setiap satu kali panen. 

"Sejauh ini saya menjual ke pengepul dan sedang membangun pangsa pasar lain. Alhamdulillah, untuk biaya operasional masih bisa tertutupi," tandas Dan.

Related News