• 24 April 2024

Matinya Hewan Terlangka, Jerapah Putih

uploads/news/2020/04/matinya-hewan-terlangka-jerapah-93009aaf4057f61.jpg

“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan untuk komunitas Ijarah dan Kenya. Kami adalah satu-satunya komunitas penjaga jerapah putih di dunia”

JAKARTA - Jerapah merupakan hewan daratan tertinggi di dunia yang sangat populer di kebun binatang.

Tingginya rata-rata mencapai 4,3 hingga 5,8 meter, membuat ia dengan mudah memakan dedaunan dari pohon-pohon yang tinggi.

Baca juga: Mengenal Ayam Sembawa yang Handal

Hewan ini sendiri berasal dari padang rumput liar dan safana Afrika, serta disebut sebagai binatang menyusui dan memamah biak.

Perlu diketahui, tinggi jerapah sebenarnya tidaklah sama, untuk jerapah jantan tingginya bisa mencapai 5,5 meter.

Sementara jerapah betina, tinggi badannya sekitar 4,3 meter dan untuk anak jerapah yang baru lahir tingginya sekitar 1,8 meter, yang setiap harinya akan bertambah sekitar tiga sentimeter.

Hewan ini menjadi wajib dikunjungi saat berada di kebun binatang.

Jerapah (Giraffa camellopardalis) dapat ditemukan di sejumlah negara khususnya di Afrika Selatan.

Terdapat sembilan spesies binatang mamalia ini yang terdapat di dunia yakni Jerapah Angola, Jerapah Masai, Jerapah Bordofan, Jerapah Somalia, Jerapah Jubia, Jerapah Afrika Selatan, Jerapah Thornicroft, Jerapah Rothchild, dan juga Jerapah Afrika barat.

Binatang berleher panjang yang satu ini tidak memakan daging, ia hanya memakan dedaunan dan juga tumbuhan di sekitarnya.

Melansi dari Bobo, jerapah jantan dan juga jerapah betina biasanya memakan bagian pepohonan yang berbeda agar saat makan tidak saling berebut.

Hewan berwarna oranye ini ternyata dapat bertahan hidup tanpa air selama beberapa hari, ia juga memanfaatkan kandungan air yang terdapat di dalam dedaunan.

Akan tetapi, saat menemukan air, mereka dapat menghabiskan 12 galon air dalam sekali minum.

Saat ini, terdapat dua ekor Jerapah Putih yang disebut hewan langka dan kini pun telah punah.

Seekor Jerapah Putih betina dan anaknya ditemukan telah mati di kawasan konservasi Ishaqbini Hirola, Kenya.

Hewan tersebut merupakan hewan langka yang telah menyita perhatian seluruh dunia.

Jerapah Putih ini mendapatkan warna unik dari kondisi genetik yang disebut sebagai leucism.

Kondisi ini membuat sel-sel kulit pada jerapah gagal menghasilkan pigmentasi. Maka bulunya pun menjadi putih pucat atau totol-totol berwarna pucat, namun masih dapat menghasilkan pigmen gelap pada bagian tubuh yang lembut seperti mata sehingga tidak dapat dikatakan sebagai albino.

Mohammed Ahmednoor, Manajer Konservasi Garissa country, Kenya menyebut, para penjaga hutan telah menemukan kerangka dari dua jerapah tersebut pada Selasa (10/03) lalu.

Dari temuan kedua tulang tersebut diperkirakan kedua jerapah ini telah mati sejak empat bulan lalu.

Ahmednoor juga memberikan keterangan atas punahnya hewan langka ini.

“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan untuk komunitas Ijarah dan Kenya. Kami adalah satu-satunya komunitas penjaga jerapah putih di dunia” tulis Ahmednoor seperti mengutip dari CNN Indonesia, belum lama ini.

Penyebab kematian hewan langka ini, diperkirakan lantaran dibunuh oleh pemburu gelap.

Sebelumnya para penjaga kebun binatang telah melakukan pencarian setelah mendapatkan laporan tentang kedua jerapah yang tidak terlihat selama beberapa kurun waktu.

Kejadian terbunuhnya jerapah tersebut telah mejadi pukulan keras atas langkah konservasi dan perlindungan kepada spesies unik ini.

Hal ini sekaligus merupakan peringatan kepada masyarakat agar mendukung adanya usaha konservasi.

Meski demikian, saat ini hanya tersisa dua hewan langka antara lain satu Jerapah Putih dan juga banteng.

Baca juga: Munculnya Cacing Tanah, Pertanda Gempa?

Pihak perlindungan hewan di Kenya, tengah melakukan investigasi atas adanya insiden tersebut.

Dengan harapan, warga dapat bekerja sama untuk melestarikan hewan-hewan langka lainnya agar tidak mudah punah.

Related News