• 29 March 2024

Kol Goreng, Lezat tapi Berbahaya

uploads/news/2021/10/waspada-bagi-pencinta-kol-6466072acded3ac.jpg

Dibalik kelezatan kol goreng, Sahabat Tani patut waspada karena kol goreng memiliki potensi masalah kesehatan yang dapat membahayakan tubuh.

Ketika makan seporsi pecel lele, pecel ayam atau ayam gepuk, sepertinya akan kurang lengkap bila tanpa di imbangi dengan kol goreng ya, Sahabat Tani.

Penggemar sayur kol kini meningkat apabila kol di goreng. Beberapa orang mungkin kurang menyukai sayuran kol mentah karena teksturnya yang keras dan rasanya yang hambar. Bila kol di goreng, rasanya berubah menjadi lebih gurih dan lezat dengan teksturnya yang lebih lembut dan tak sulit dikunyah.

Namun, dibalik kelezatan kol goreng, Sahabat Tani patut waspada karena kol goreng memiliki potensi masalah kesehatan yang dapat membahayakan tubuh.

“Walaupun kol kaya akan nutrisi dan vitamin, tapi proses dengan cara di goreng dapat merusak nutrisi yang ada didalamnya,” ujar Dr. Genta Dwi Kurniawan kepada Jagadtani.id melalui pesan singkat.

Baca juga: Rahasia Awet Muda Petani Cantik

Dahulu, kol dihidangkan dalam bentuk lalapan bersama selada dan mentimun. Kini, kol yang digoreng menjadi favorit banyak orang karena begitu menggugah selera.

Seperti jenis sayuran pada umumnya, kol sangat rendah kalori. Setengah bonggol kol mentah seberat 100 gram bahkan hanya mengandung 22 kalori. Hal ini disebabkan karena sekitar 92 persen dari seluruh bobot kol merupakan air.

Nah, jika Sahabat Tani mengonsumsi kol goreng, kalori didalamnya akan berubah jauh lebih tinggi karena adanya penambahan kalori dari minyak goreng. Karena ketika di goreng, kol menyerap banyak sekali minyak.

“Dengan cara digoreng ini, kol goreng memiliki jumlah kalori yang tinggi dan juga mengandung resiko terkena kolesterol yang tinggi,” kata alumnus Universitas Hang Tuah Surabaya itu.

Baca juga: Lezatnya Gulai Itik Khas Gadang

Selain itu, nutrisi yang ada pada kandungan kol juga akan berubah. Padahal, kol sangat kaya akan nutrisi. Kol mengandung serat yang tinggi, mineral, Kalsium, vitamin C, vitamin K, vitamin B kompleks dan fosfor.

Lebih bahayanya lagi, bila minyak yang digunakan telah dipakai berulang kali, nantinya dapat mengubah minyak menjadi lemak trans. Minyak yang terlalu banyak dipanaskan akan mengubah struktur kimia yang ada didalamnya.

Nah, lemak trans ini merupakan lemak jahat yang bisa menyebabkan penyakit kolesterol dan memicu pembentukan plak pada pembuluh darah. Bila aliran darah terhambat, Sahabat Tani akan beresiko terkena penyakit stroke bahkan bisa terkena serangan jantung.

“Apalagi di masa pandemi seperti ini ya, sebaiknya lebih menjaga pola hidup seperti makan makanan yang bergizi, minum vitamin jika perlu, olahraga rutin, istirahat yang cukup, serta patuhi protokol kesehatan yang berlaku,” tutupnya.

Baca juga: Cegah Anemia dengan Makanan Sehat

Related News