• 24 April 2024

Melejit Kerang Hijau ke Dubai

Proses budidaya kerang hijau sangat mudah. Sebab, benih dan pakan kerang telah tersedia dari alam, sehingga nelayan hanya melakukan pembesaran kerang hijau saja sampai masa panen. Suhendra, salah satu nelayan di Kampung Muara Kamal mengaku berhasil mengekspor kerang hijau hingga ke Dubai.

Suhendra, laki-laki berumur 39 tahun itu menyelam ke laut dengan kedalaman 4-7 meter itu. 15 menit kemudian, ia pun muncul ke permukaan. Di tangannya, terkumpul sejumlah kerang hijau yang masih dipenuhi kotoran dan lumpur. Suhendra pun bergegas naik ke perahunya, kemudian menumpahkan kerang hijau tangkapannya dari jaring keatas permukaan perahu.

Kata dia, kerang yang memiliki nama latin Perna viridis itu, sangat mudah untuk dibudidayakan. Sebab, benih dan pakan kerang telah tersedia dari alam. Ia bersama nelayan kerang hijau lainnya hanya perlu memasang bambu didasar laut agar kerang-kerang menempel, lalu memantaunya dan menunggu selama 3-6 bulan berikutnya untuk siap dipanen.

Sambil membersihkan kerang-kerang hijau diatas perahunya, pria asli Kamal Muara itu menjelaskan, selama tekun dan memiliki niat untuk terjun langsung ke laut, budidaya kerang hijau jadi salah satu mata pencaharian yang menguntungkan. Ia bercerita, banyak sekali masyarakat dari berbagai pulau seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan masih banyak lagi yang berdatangan ke kampungnya untuk ikut menjadi pembudidaya kerang hijau. Suhendra juga mengaku, karena kerang hijau memiliki banyak peminat, ia bahkan berhasil ekspor kerang hijau sampai ke dubai.

“Saat ini kerang hijau jadi mata pencaharian utama. Dan pengiriman kerang hijau yang paling jauh itu ke Dubai,” ungkapnya, saat ditemui oleh Jagadtani.Id di Kampung Muara Kamal, RT 04 RW 04, Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Baca juga: Kisah Nelayan Selamatkan Ekonomi Keluarga

Sayangnya, ayah dari dua anak ini mengaku semenjak pandemi, hasil ternak kerang miliknya kian berkurang sebanyak 50 persen. Biasanya, pria yang lebih akrab dipanggil Hendra ini mampu menghasilkan panen kerang sebanyak 16-18 ember per harinya. Sedangkan saat pandemi, Hendra mengatakan hanya menuai panen sebanyak 8 ember.

“Nelayan omset per bulan tidak bisa di pastikan selama 30 hari gitu seperti pegawai-pegawai kantoran atau karyawan lainnya. Hanya saja bisa di pastikan bahwa cukup untuk memenuhi keluarga, dan uang 3-4 juta minimal lah ya, pasti selalu ada, dalam satu bulan itu,” tambahnya.

Kata Hendra, meski demikian, harga kerang bisa dijual dengan mahal sehingga mampu mendapatkan untung yang besar, terutama ketika menjelang hari-hari besar seperti tahun baru.

“Harga kerang paling tinggi itu per ember bisa dibanderol dengan harga Rp 90.000 – Rp 100.000 per ember. Itu pun kalau dijual dari nelayan sini langsung. Karena kalau sudah sampai ke luar kampung kamal muara ini, harga kerang bisa jauh lebih mahal lagi dari harga tersebut,” tutupnya.

Baca juga: Tips Budidaya Kerang Hijau

Related News