• 26 April 2024

Porang Ubah Nasib Para Pengangguran

uploads/news/2021/08/porang-ubah-nasib-para-2330766f2d43219.jpeg

"Profesi bertani memiliki peluang yang besar, apalagi lahan Indonesia dikatakan sebagai salah satu lahan yang subur dan memiliki ribuan jenis tumbuhan yang bermanfaat untuk menunjang kehidupan"

JAKARTA – Dampak buruk pandemi COVID-19 terhadap perekonomian orang Indonesia sangat nyata dirasakan. Banyak masyarakat yang sulit mencari pekerjaan, dan hal ini membuat angka pengangguran kian hari semakin meningkat. Ratusan pabrik mau tak mau harus gulung tikar dan ribuan karyawan banyak yang di pulangkan. Melalui keadaan krisis ini, mampukah masyarakat tetap bertahan meski hanya untuk memenuhi kebutuhan sesuap nasi?

Ternyata, tak semua profesi mengalami dampak dari krisis pandemi COVID-19. Justru, profesi bertani khususnya kegiatan bercocok tanam menjadi salah satu kegiatan yang menarik dilakukan oleh masyarakat selama masa pandemi.

Para pekerja yang dirumahkan, mulai beralih untuk melakukan kegiatan menanam dari rumah, serta mulai memanfaatkan lahan yang ada untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Selain itu, permintaan akan komoditas pertanian tidak pernah berhenti. Hal ini karena semua orang berlomba-lomba untuk tetap sehat selama menjalani masa karantina di rumah. Kebutuhan akan sayur-sayuran dan buah-buahan terus meningkat dari berbagai kalangan.

Profesi bertani memiliki peluang yang besar, apalagi lahan Indonesia dikatakan sebagai salah satu lahan yang subur dan memiliki ribuan jenis tumbuhan yang bermanfaat untuk menunjang kehidupan. Salah satu tumbuhan yang saat ini banyak dicari dan dibutuhkan oleh pasar nasional bahkan hingga ranah internasional adalah tumbuhan porang.

Baca juga : Mengapa Porang Asing di Indonesia

Henry, salah satu petani porang asal Desa Kepel, Kecamatan kare, Kabupaten Madiun mengatakan, porang menjadi solusi bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan (menganggur). Masyarakat banyak yang mulai beralih untuk menanam porang karena permintaan komoditas porang terus meningkat. Beberapa negara seperti Jepang, China, Korea dan bahkan Australia, membutuhkan kandungan glukomannan didalam porang sebagai pembuatan bahan pokok makanan mereka seperti mie, beras dan tahu. Ber ton-ton chip porang (porang yang telah diolah dan dikeringkan), di ekspor ke negara-negara tersebut dan menghasilkan omset hingga milyaran rupiah.

“Banyak sekali petani porang yang sudah merasakan keuntungan dari hasil panen porang ini. Beberapa teman juga ada yang menceritakan, awalnya mereka hanya menganggur atau sudah tidak memiliki pekerjaan. Kemudian mulai mengurus porang, dan ternyata porang ini mensejahterakan kami semua,” ungkap Henry saat di wawancarai oleh reporter Jagadtani.id melalui sambungan telepon.

Baca juga: Porang, Tanaman Hits Indonesia

Henry mengaku, dulunya ia menganggap remeh profesi bertani. Kata Henry, menjadi petani akan sulit memenuhi kebutuhan hidup bahkan akan sulit hanya untuk memenuhi kebutuhan makan. Sampai akhirnya, ia penasaran dan mulai mencoba menanam jagung, singkong, lengkeng hingga akhirnya mulai mengenal porang. Dari menanam porang, ia sadar bahwa porang memiliki kebutuhan pasar yang cukup tinggi dan sangat menjanjikan bagi para petani.

Kini, Henry bergabung dengan PT Paidi Indo Porang bersama ratusan petani porang lainnya untuk bekerja sama dalam sektor budidaya hingga ekspor porang.

“Jadi saya bersama tim membuka kesempatan juga kepada teman-teman yang ingin bertanya tentang porang mulai dari produksi sampai nanti ekspor ke luar negeri. Kami sangat mempersilahkan teman-teman yang ingin bertanya bisa hubungi kami. Bisa belajar gratis dari kami,” tutupnya.

Baca jugaTips Mengatasi Penyakit Pada Porang

Related News