• 25 April 2024

Peternak Muda, Sukses Ternak Kelinci

Dari uang hasil jual kelinci saya gunakan hemat-hemat saya belikan kelinci lagi, terus beli indukan satu per satu sampai impor dari Amerika, jenis Holland Loop dan akhirnya sekarang saya breeding, kemudian dijual hasil anakannya,”

JAKARTA – Sahabat tani, salah satu bisnis yang saat ini sedang menjanjikan di masa pandemi ialah bisnis pertanian maupun peternakan. Khususnya dibidang peternakan, baik jenis kelinci pedaging maupun hias keduanya memiliki peluang bisnis yang bagus. Melihat dari banyaknya peminat kelinci hias, tentu penghobi pun rela mengeluarkan uang berapa pun untuk mengoleksi kelinci lucu, sehingga menjadikannya lebih menguntungkan untuk digeluti.

Baca juga : Membedakan Kelinci sehat dan Sakit

Rizky Halim, peternak kelinci hias impor yang berlokasi di Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah khusus Ibukota Jakarta, mengaku awal mula menggeluti bisnis peternakan kelinci ini ialah karena hobi. “Awal mulanya bukan niat usaha, bukan niat beternak, tapi karena hobi. Awalnya itu saya ngontrak, ketika itu saya butuh uang dan kebetulan saya punya satu kelinci, jadi saya jual kelincinya di media sosial. Nah, biasanya orang butuh itu kan rugi, tapi ini kok untung. Karena posisi lagi nganggur, saya pun berpikir untuk mulai menggeluti bisnisnya,” ucap Rizky, kepada Jagadtani.id, saat ditemui di peternakan miliknya.

“Dari uang hasil jual kelinci saya gunakan hemat-hemat saya belikan kelinci lagi, terus beli indukan satu per satu sampai impor dari Amerika, jenis Holland Loop dan akhirnya sekarang saya breeding, kemudian dijual hasil anakannya,” lanjutnya.

Baca juga : Tips Merawata Bulu Cantik Kelinci

Tak hanya berfokus membesarkan bisnis breeding kelinci impor, tetapi Rizky pun juga membantu komunitas teman-teman perkelinciannya untuk menyupply kebutuhan anakannya. Dengan bertujuan untuk mengangkat peternak kelinci lainnya. “Supaya orang lain itu juga ada pemasukan, kalau kita bisa membantu kenapa tidak?” tutur pria lulusan pesantren itu.

Baginya menggeluti usaha dengan makhluk hidup, tentunya sangat sulit. Selain harus siap dengan kerugian, nyawa pun menjadi taruhan. Pria kelahiran 1994 ini menegaskan untuk tidak terlalu memikirkan pengeluaran dalam usaha ini. “Untuk usaha khususnya di hewan yang menyangkut dengan nyawa, ketika kita terlalu detail dan perhitungan itu bahaya, kalau terlalu perhitungan tentang omzet dan pengeluarannya ujung-ujungnya kita jadi pelit. Saat kita pelit yang punya nyawa akan marah,” pungkasnya.

Baca juga : Dibalik Keutamaan Konsumsi Daging Kelinci

Tapi kalau kira-kira omset kotor penjualan sebulan 50 sampai 100 juta, untuk pengeluaran saya nggak tahu, saya tidak hitung. Pokoknya pellet habis saya beli, rumput hay habis saya beli dan yang ngurusin waktunya gajian saya bayar,” tutupnya.

Related News