• 23 April 2024

Bahaya, Wabah Salmonella Pada Buah

uploads/news/2021/06/bahaya-wabah-salmonella-pada-98808a8b1b7254e.jpg

"Sebagai tindakan pencegahan kami menyarankan orang-orang untuk tidak memakan melon ini dan membuangnya"

JAKARTA - Melon merupakan buah manis dan segar, cocok untuk disantap di siang hari saat matahari mulai memuncak. Siapa sangka, buah bervitamin ini mengandung virus yang banyak memakan korban dialami pertama kali oleh Amerika Serikat. Peringatan munculnya wabah ini telah ada sejak Agustus 2020.

Jenis wabah Salmonella Enteretidis tersebut diduga berasal dari buah persik yang diedarkan di pasar. Namun, baru-baru Ini buah melon telah dikaitkan dengan wabah Salmonella Braenderup yang mempengaruhi 200 orang lebih dari 10 negara. Beberapa pasien ditemukan diberbagai negara seperti Denmark, Belgia, Finlandia, Prancis, Jerman, Irlandia, Belanda, Norwegia, Swedia, Inggris, Kanada, dan Swiss. Penyakit ini mulai menyebar pada akhir Maret.

Baca juga: Dibalik Berdirinya Perusahaan Cokelat

Republik Ceko dan Spanyol juga telah mencatat infeksi Salmonella Braenderup yang belum jelas kehadirannya termasuk dalam wabah ini atau tidak. Terdapat tiga jenis melon dari 3 negara yang terlibat mengandung virus tersebut. Badan Standar Makanan (OJK) melaporkan bahwa sumber tersebut diduga dari honeydew utuh, cantaloupe dan melon galia dari Kosta Rika, Honduras atau Brasil. Sebagian besar pengecer Inggris diyakini telah menimbun melon yang terkena dampak yang dibeli sekitar 28 Mei namun mereka sekarang telah dihapus dari penjualan. Tercatat, di Inggris sebanyak 52 orang jatuh sakit sejak 29 Maret hingga 28 April.

Secara total, 33 perempuan dan 19 laki-laki berusia 0 hingga 88 tahun yang terkena dampaknya. Public Health England, Food Standards Scotland dan badan perlindungan kesehatan dan keamanan pangan Inggris lainnya tengah melakukan penyelidikan. Konsumen dapat mengidentifikasi negara asal dari stiker pada buah. Disarankan jika tidak yakin dengan melon galia, cantaloupe atau melon honeydew berasal dari mana, disarankan untuk tidak memakannya.

Baca juga: Porang, Komoditas Andalan Petani

Tina Potter, kepala insiden Badan Standar Makanan, mengatakan, "Sebagai tindakan pencegahan kami menyarankan orang-orang untuk tidak memakan melon ini dan membuangnya. Penting bagi konsumen untuk mencuci tangan semua permukaan apa pun yang telah bersentuhan dengan melon secara menyeluruh. Ini akan membantu menghindari risiko kontaminasi silang dan risiko penyakit." Ucap Tina seperti melansir Food Safety News.

European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) mendukung melakukan penyelidikan wabah internasional. "Ini adalah wabah internasional yang berkembang pesat dengan lebih dari 200 kasus Salmonella Braenderup. Ada predominasi wanita di antara kasus-kasus. Mengingat tingkat kasus berada di dalam juga di luar UE, kemungkinan akan menjadi item makanan dengan distribusi geografis yang luas," Jaringan Otoritas Keamanan Pangan Internasional (INFOSAN) telah mengikuti wabah multi-nasional sejak 10 Mei. Dilaporkan bahwa Denmark mengidentifikasi 27 orang dengan infeksi Salmonella Braenderup antara 26 Maret dan 28 April.

Baca juga: Sorgum, Pengganti Nasi Kaya Manfaat

19 adalah perempuan dan 8 laki-laki, berasal dari umur 1 hingga 90 tahun. Mereka tersebar letaknya secara geografis dan belum ada riwayata ke luar negeri. Penting, untuk mengetahui Infeksi salmonella menyebabkan demam, diare, sakit perut dan muntah-muntah. Beberapa orang mudah pulih tanpa pengobatan, namun dampak kasus ini lebih parah dapat menyebabkan kematian.

Related News