• 19 April 2024

Filosofi Roti Buaya Adat Betawi

uploads/news/2021/06/filosofi-roti-buaya-adat-64246f2f2a2060a.jpg

"Ternyata roti buaya adalah simbol kesetiaan. Buaya termasuk hewan yang setia, karena buaya hanya kawin dengan satu pasangan saja"

JAKARTA – Siapa disini sahabat tani yang orang Betawi? Pasti tidak asing dengan makanan unik ini. Roti buaya adalah hidangan Betawi berupa roti manis berbentuk buaya. Roti buaya senantiasa hadir dalam upacara pernikahan dan kenduri tradisional Betawi.
mungkin sahabat tani memiliki konotasi negatif dengan hewan satu ini. Saat ini buaya seringkali merujuk pada hal yang buruk yaitu 'buaya darat' yaitu simbol tidak setia.

Lalu, bagaimana mungkin roti dengan nama buaya bisa hadir dalam sebuah acara pernikahan? sebelum berburuk sangka sebaiknya pahami makna filosofis dari roti buaya ini. Roti yang selalu dihadirkan dalam pernikahan Adat Betawi. Ternyata roti buaya adalah simbol kesetiaan. Buaya termasuk hewan yang setia, karena buaya hanya kawin dengan satu pasangan saja.

Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Keunikan Jerapah

Maka tidak heran jika buaya disimbolkan sebagai kesetiaan pada roti buaya dalam pernikahan adat betawi. Selain itu roti buaya juga melambangkan kesabaran dan kestabilan ekonomi. Suku Betawi percaya bahwa buaya hanya kawin sekali dengan pasangannya, karena itu roti ini dipercaya melambangkan kesetiaan dalam perkawinan. Pada saat pernikahan, roti diletakkan di sisi mempelai perempuan dan para tamu kondisi roti ini melambangkan karakter dan sifat mempelai laki-laki. Buaya secara tradisional dianggap bersifat sabar (dalam menunggu mangsa). Selain kesetiaan, buaya juga melambangkan kemapanan. 

Sejarah Roti Buaya

Kehadiran roti buaya dalam pernikahan adat betawi dipengaruhi oleh datangnya bangsa eropa ke Indonesia. Jika orang eropa menunjukkan cinta dengan memberi bunga, maka orang Betawi menganggap perlu ada simbol lain untuk menyatakan cinta. Maka dipilihlah roti dengan bentuk buaya inilah sebagai simbol dari cinta.

Baca juga: Unik, Begini Cara Semut Berkomunikasi

Bentuk buaya dipilih karena perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Dan masyarakat Betawi meyakini hal itu secara turun temurun. Roti Buaya ini dibuat sepasang, yang betina ditandai dengan roti buaya kecil yg diletakan di atas punggungnya atau di samping. Maknanya adalah kesetiaan berumah tangga sampai beranak cucu.

Awal dibuat roti buaya dibuat dengan tekstur yang keras dan sengaja dibiarkan sampai membusuk. Hal ini menyimbolkan bahwa pasangan yang menikah langgeng hingga akhir hayat. Namun seiring dengan perubahan zaman, roti buaya dibuat dengan tekstur lebih lembut sehingga dapat dimakan. Roti buaya pun dibagi-bagi kepada kerabat yang belum menikah dengan harapan dapat segera menyusul untuk menikah.

Baca juga: Kedasih, Burung Penanda Kematian

Related News