• 26 April 2024

Melambung Tinggi Potensi Kopi Merapi

“Kopi Merapi itu asli ditanam oleh petani-petani kopi di Cangkringan. Kopi Merapi memiliki Rasa yang khas..”

YOGYAKARTA – Wilayah di sekitar Merapi merupakan wilayah yang sangat subur untuk mendukung sektor pertanian, salah satunya bagi para pembudidaya kopi. Petani kopi di lereng gunung Merapi bahkan sudah turun temurun membudidayakan kopi. Dan kopi yang mungkin sudah tidak asing lagi didengar oleh Sahabat Tani adalah Kopi Merapi.

Berawal dari peristiwa erupsi di tahun 2010, nama kopi Merapi mulai melambung setelah peristiwa itu terjadi. Ratusan rumah dan ribuan lahan yang habis dilahap oleh guguran lahar dan abu vulkanik, membuat wilayah di lereng gunung Merapi memiliki cerita khas tersendiri sehingga memikat banyak pengungjung untuk datang dan mencoba sensasi dari rasa kopi Merapi.

Terutama warung kopi Merapi di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Warung yang didirikan oleh Sumijo ini, setiap hari tak pernah sepi oleh para pengunjung. Nama kopi Merapi kini bahkan viral di kalangan para wisatawan. Kehadiran warung yang berada di lereng Merapi ini turut mendongkrak nama kopi Merapi.

Baca juga : Semangat Petani Kopi Cianjur

Menurut TNI BABINSA Cangkringan, Koptu Eko Widodo, kopi merapi menjadi salah satu potensi yang dapat memajukan ciri khas wilayah Cangkringan.

“Jadi memang Cangkringan itu telah lama dikenal dengan ciri khas kopi Merapi ini. Pertumbuhan kopi di wilayah Cangkringan itu bagus dan subur, apalagi setelah warung Kopi Merapi milik Sumijo itu viral, Kopi Merapi semakin banyak dikenal luas oleh masyarakat luar,” kata Eko saat ditemui oleh reporter Jagadtani.id.

Dusun Gading dan dusun Singklar merupakan dua dusun yang ada di wilayah Cangkringan, keduanya membuat kelompok petani kopi turut memasok kopi kepada pak Sumijo, pemilik kopi Merapi.

“Dan pemasok kopi di warung kopi Merapi itu dari warga Cangkringan. Kopi Merapi itu memang asli ditanam oleh petani-petani kopi disini. Rasa kopinya pun khas, beda dari jenis kopi yang lain. Pak Sumijo yang menampung pasokan kopi tersebut dari para petani, sehingga saling mendukung dan sama-sama bersinergi,” jelas laki-laki berusia 40 tahun itu.

Baca jugaKopi Baru Untuk Pecinta Vespa

Lebih lanjut Eko mengungkap, selain dusun Gading dan Singklar, dusun Petung yang merupakan lokasi berdirinya kopi Merapi, sejak dahulu memang dikenal akan kesuburannya sebagai penghasil kopi merapi yang berkualitas. Adapun jenis kopi yang mereka gunakan adalah kopi jenis arabica.

“Ini jenis Arabica, namun ada sedikit campuran robusta juga, tapi kami lebih banyak memproduksi pada jenis arabica. Produksi kopinya di Cangkringan, termasuk saya sendiri bersama orang tua saya, memproduksi kopi di belakang rumah yang nantinya akan dijual disana,” tutupnya.

Related News