• 19 April 2024

Ternak Ulat Hongkong Bernilai Ekonomis

“James menambahkan bahwa ulat Hong Kong sangat bernilai ekonomis dari kotoran, kulit, dan termasuk tubuhnya bisa dimanfaatkan”

Jakarta
– Dalam beternak, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah memilih pakan ternak. Pakan yang mengandung gizi cukup sangat dibutuhkan untuk memenuhi pertumbuhan hewan peliharaan. Tidak sembarang pakan dipilih, melainkan tergantung jenis peliharaannya. Apalagi, kini beberapa serangga diolah menjadi pakan ternak, mulai dari jangkrik, maggot, ulat Hong Kong dan sebagainya.

Baca juga: Ulat Hongkong Pakan Tinggi Nutrisi 

James Jayanata, pemuda kelahiran Surabaya ini sukses melakukan penelitian terhadap serangga berprotein tinggi yakni ulat Hong Kong. Dirinya mengaku penelitian tersebut dilakukan untuk mengganti konsumsi protein hewan yang nyatanya bisa didapat dengan mudah dari ulat Hong Kong. Terlebih, sifatnya eco-friendly dan hemat biaya diharapkan bisa dikembangkan serta mampu membantu perekonomian di Indonesia.

Kita memang fokusnya si di komunitas development, jadi bisa sekalian bantu orang. Kita ini sebagai market mereka dimana banyak peternak yang kesusahan di daerahnya ketika sudah produksi harganya kemurahan akhirnya nggak bisa jual. Nah kita disini sebagai pasarnya, itu kenapa kita harus olah sendiri dan cari pasar yang luas,” tuturnya kepada Jagadtani.id, saat ditemui di kantor Research and Development Insectra.

Baca juga: Maggot Solusi Penguraian Sampah Organik

Lebih lanjut pria yang gemar memelihara binatang ini menjelaskan awal mula rasa penasarannya pada ulat Hong Kong yang ditelitinya. “Sebenarnya ulat Hong Kong ini kan hama padi, hama gandum nah kebetulan saya juga punya hewan peliharaan reptil pakannya ulat Hong Kong, dari situ saya pun mulai mencoba meneliti ulat Hong Kong yang ternyata kandungan proteinnya tinggi, belum lagi ada asam amino dan omega 3 baik untuk kesehatan tubuh. Sebenarnya untuk manusia bisa dikonsumsi karena di luar negeri sudah ada produk-produk dari ulat ini, namun di Indonesia belum dikembangkan,” ungkap pria kelahiran bulan Agustus itu.

Banyaknya kandungan nutrisi pada Ulat Hong Kong, James manfaatkan menjadi pakan hewan peliharaan yang dinamai “Morgiv” dengan harga kurang lebih Rp 23.000. Morgiv merupakan produk yang bahan utamanya ulat Hong Kong. Diolah menjadi kering dan bubuk agar tidak menghilangkan kandungan nutrisi yang ada pada ulat tersebut juga menjaga warna aslinya.

Baca juga: Maggot Kering Ala Tps 3r Bogor

Produk kita ini high quality, berbentuk konsentrat dari protein based insect yang utamanya, terus ada campuran bahan-bahan lain seperti dedek, jagung jadi pelet sebenarnya. Untuk makanan anjing, kucing, ikan, hamster, burung tergantung jenisnya dan harus disesuaikan dengan kebutuhan gizinya,” tuturnya.

James menambahkan bahwa ulat Hong Kong sangat bernilai ekonomis dari kotoran, kulit, dan termasuk tubuhnya bisa dimanfaatkan.

Nilai ekonomisnya tinggi dari ulatnya sendiri bisa dijual, terus kotorannya juga bisa dijual jadi pupuk, terus sebenarnya kalau mau dieksplore lebih dalam kulitnya pun biisa dijual tapi diolah terlebih dahulu menjadi kosmetik, nah tapi kembali lagi di Indonesia belum dilakukan karena minim sekali edukasinya tapi sekarang sudah mulai diedukasi,” tutupnya.

Baca juga: BSF, Pengganti Alternatif Pakan Impor

Related News