• 29 March 2024

Mensejahterakan Warga, Bertani Menjadi Pilihan


Karena salah satunya diperkampungan itu banyak orang-orang yang belum mengetahui cara seperti pertumbuhannya lebih cepat, menggunakan pupuk yang benar dan aman untuk dikonsumsi,

BOGOR – Bercocok tanam kini sedang menjadi tren masyarakat. Selain mendapatkan hasil tanam memuaskan juga membuat kesenangan tersendiri bagi pemiliknya. Dengan mengetahui cara menanam yang baik dan menghasilkan manfaat, masyarakat pun akan mulai menggelutinya.

Bagi sebagian orang, beranggapan bahwa hasil tanaman yang bagus berasal dari background dan keberuntungan seseorang. Namun, sebenarnya tidak semua background petani akan mendapatkan hasil panen yang baik. Melainkan kemauan dan niatnya lah yang akan menjadi hasil akhirnya.

Seperti Lia Dahlia sebagai pengurus Blufarm yang terletak di Gunung bunder 2, Kecamatan Pamijahan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Ia menanam timun organik di tanah seluas 4000 meter dibantu dengan beberapa pekerja yang juga merupakan penduduk sekitar.

Baca JugaTips Rahasia Menanam Melon Hidroponik

Baginya, menjadi seorang petani bukan berarti harus memiliki background yang sama melainkan kemauan dan keseriusannya lah yang akan menjadi hasil akhir.

Jujur dari keseluruhan pengurus itu nggak ada sama sekali background pertanian, saya sendiri dari Fakultas Komputer Sistem Informasi ke pertanian,” ucapnya saat ditemui tim Jagadtani.id, belum lama ini.

Karena salah satunya diperkampungan itu banyak orang-orang yang belum mengetahui cara seperti pertumbuhannya lebih cepat, menggunakan pupuk yang benar dan aman untuk dikonsumsi,” lanjutnya.

Lia menerangkan bahwa dirinya memulai tertarik dengan bidang pertanian berkat sering mengikuti bakti sosial (baksos) ke berbagai tempat termasuk ke gang-gang kecil. Dengan tujuan untuk menghijaukan gang-gang perumahan supaya lebih terlihat hidup dengan adanya tanaman.

Baca Juga:Covid 19 Blufarm Banjir Pesanan Sayur 

Tujuannya si jadi bisa memanfaatkan lahan yang sudah nggak digunakan, dan menyenangkan warga sekitar. Sebenarnya tuh jadi petani lebih enak karena kerja nggak sesuai waktu, suka-suka kita mau jam berapa, intinya tuh santai tapi ada hasilnya,” jelasnya.

Yang bikin senang, bisa beri pemasukan untuk warga, jadi selain pembelajaran untuk saya hasilnya bisa menyenangkan warga sekitar. Membantu kebutuhan warga sekitar memberikan manfaat dengan adanya sayuran tanpa bahan kimia,” lanjutnya.

Hidup dengan latar belakang keluarga petani membuatnya mulai tertarik dan ingin mencoba. Dari lingkungannya tersebut, yang menyadarkan bahwa peduli dengan sesama makhluk hidup itu menjadi keharusan.

Dikebun kita banyak burung suka makanin tanaman, nah dari situ kita nggak berniat mau mengusir burung tersebut. Tapi kita akalin cari makanan lain supaya burung makan yang sudah kita sediakan, bukan makan tanaman kita. Jadi itung-itung untuk menambah rezeki kita aja si dengan cara saling berbagi,” tuturnya.

Meski dirinya bukan bekerja di kantoran, namun ia tetap menerapkan kedisiplinan waktu. “Semua harus disiplin, fokus dan on time dalam hal apapun. Apalagi pertanian kan, berpengaruh dengan tumbuhan jadi harus benar-benar perhatiannya. Karena kita menghasilkan untuk orang lain konsumsi dengan cara menanam yang baik dan tidak ada bahan kimia,” terangnya.

Ia berharap supaya pertanian di Indonesia ini semakin maju dan saling gotong royong.

Baca JugaEfek Positif Hidroponik

Saya harap bisa saling gotong royong, bareng-bareng belajar. Jangan saling sikut menyikut khususnya hidroponik. Karena banyak yang jarang membuka diri, tidak mau berbagi ilmu. Seharusnya kan saling membantu satu sama lain. Jadi nantinya petani di Indonesia bisa ikut kebantu dan semakin banyak petaninya. Kalau bisa di super market itu sayur-sayuran dan buah-buahannya produk indonesia semua,” tutupnya.

Related News