• 19 April 2024

Mengenal Ilmu Etno Botani

uploads/news/2021/02/mengenal-ilmu-etno-botani-2663263d0c3410f.jpg

Ilmu etno botani adalah ilmu yang mempelajari "hubungan" tumbuh-tumbuhan dengan etnis (suku bangsa) tertentu.

Jakarta – Pernahkah sahabat tani mendengar ilmu etno botani?

Menurut peneliti dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Prof. Hendra Gunawan, Ph.D, ilmu etno botani merupakan ilmu yang mempelajari "hubungan" tumbuh-tumbuhan dengan etnis (suku bangsa) tertentu.

Pada ilmu satwa juga dikenal dengan ilmu etno zoologi, yaitu mempelajari "hubungan" satwa dengan kehidupan manusia pada suku tertentu.

Hubungan di sini biasanya atau kebanyakan terkait dengan ikatan emosi atau ketergantungan dalam pemanfaatan.

“Etno botani ini (adalah) dimana pada suku atau bangsa tertentu, satwa atau tumbuhan memiliki manfaat dalam bentuk nilai ekonomi juga memiliki manfaat spiritual (kepercayaan) atau yang terkait dengan emosi (perasaan), bahkan ada beberapa jenis satwa dan tumbuhan yang digunakan sebagai simbolisme dalam kehidupan manusia pada suku atau kelompok masyarakat tertentu,” jelasnya melalui pesan singkat kepada Jagadtani.id belum lama ini.

Baca juga: Memantau Satwa Liar dengan Drone

Sebagai contoh, Prof. Hendra menjelaskan terkait mitos jika ‘singa sebagai raja hutan’.

Seperti contoh, adanya kepercayaan masyarakat yang menganggap atau mempersepsikan Harimau atau Singa sebagai raja rimba. Dalam hal ini, pemaknaan ini merupakan simbolisme. Tetapi secara ilmiah, memang harmau dan singa merupakan puncak rantai makanan yang berkuasa atas satwa-satwa mangsanya yang umumnya berada di bawah trophic levelnya. Jadi sebenarnya ya tidak salah jika harimau dan singa dipersepsikan sebagai raja rimba menurut kepercayaan masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Jalan Pulang 30 Kukang Jawa

Pada daerah tertentu, singa memang dianggap sebagai raja hutan karena singa mempunyai sifat berani dan tidak takut dengan apapun yang menyerangnya.

“Pernah mendengar peribahasa ‘di satu gunung tidak boleh ada dua harimau?' ini juga ada teori ilmiahnya. Satwa pemangsa seperti harimau, umumnya memiliki sifat teritorial. Yaitu mempertahankan wilayah tertentu di habitatnya yang digunakan sebagai tempat cari mangsa atau tempat kawin. Jika ada harimau lain memasuki teritorialnya maka akan terjadi pertarungan dan salah satu harus kalah lalu pergi mencari teritorial dan habitat lain nah ketika harimau yang kalah ini pergi mencari tempat lain untuk mendukung hidupnya seringkali melintasi pemukiman. biasanya ketika hutan di tempat lain sudah tidak tersedia, akhirnya menggunakan perkebunan untuk hidupnya dan memangsa ternak untuk makanannya,” terangnya.

Kini ilmu etnobotani lebih mengarah kepada sasaran untuk mengembangkan sistem pengetahuan masyarakat lokal terhadap flora dan fauna agar terus berkembang.

Bagaimana Sahabat Tani, menarik bukan mempelajari satwa?

Baca juga: 5 Hewan Penguasa Hutan Indonesia 

Related News