• 26 April 2024

Benih Gratis dengan Menukar KTP

uploads/news/2021/01/benih-gratis-dengan-menukar-901096cbccaaa28.jpg

Jadi masyarakat yang ber-KTP bisa datang untuk menukarkan dengan benih-benih sayuran.

BOGOR - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat menyediakan benih gratis bagi masyarakat yang ingin bercocok tanam dengan memanfaatkan ruang terbatas di rumahnya.

Berbagai jenis benih tanaman sayuran tersebut dapat ditukar dengan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Klinik Bogor Berkebun.

Selain sayuran, juga tersedia benih padi. 

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Penyuluhan Pertanian pada DKPP Kota Bogor, Dian Herdiawan mengatakan, Klinik Bogor Berkebun dibuka sejak 16 Desember 2020.

Baca juga: Balada Budidaya Bunga Pacar Air

Hingga saat ini, tercatat sudah 107 orang yang datang ke kantor DKPP. 

"Per hari ini sudah 107 yang terdaftar. Jadi masyarakat yang ber-KTP bisa datang untuk menukarkan dengan benih-benih sayuran. Satu sachet (cabai) ini bisa 400 sampai 500 polibag satu orang," kata Dian, Rabu (20/1).

Dian melanjutkan, benih yang disediakan terdapat delapan jenis.

Mulai dari bayam, kangkung, caisim, terong, pare, kacang panjang, buncis, dan cabai yang berjumlah 1.000 sachet. 

Selain diberikan benih, masyarakat juga dapat mengikuti pelatihan dan pendampingan secara gratis, seperti bimbingan teknologi pertanian, kursus tani dan magang. 

Pelatihan dan pendampingan tersebut, dilaksanakan secara online dan offline oleh penyuluh dan kader pertanian di Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tersebar se-Kota Bogor. 

"Dan kami pun berikan buku saku tentang bagaimana cara menanam dan mendistribusikan," tambah Dian. 

Ia menjelaskan, penyediaan benih gratis itu sebagai salah satu upaya pemenuhan bahan pangan bagi masyarakat melalui aktivitas pengembangan pertanian perkotaan atau urban farming

"Kami menindak lanjuti gerakan Bogor Berkebun dimana pak walikota berharap kegiatan berkebun sebagai salah satu upaya ketahanan pangan dan pemanfaatan lahan di perkotaan jadi lebih produktif. Dan urban farming ini diharapkan sebagai budaya baru di masa pandemi COVID-19," jelasnya. 

Hal ini juga, lanjutnya, sebagai solusi terhadap sampah organik yang dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah (TPS).

Baca juga: Bertumpu pada Gerakan Bogor Berkebun 

Masyarakat diajak untuk memilah sampah organik untuk bahan baku organik atau pestisida nabati dengan pendampingan penyuluh. 

"Dan ini juga sama, solusi sampah non organik, dimana masyarakat bisa memanfaatkan seperti ember, kaleng cat bekas dimodifikasi sebagai pewadahan. Intinya Bogor Berkebun selain solusi keterbatasan lahan juga solusi untuk sampah organik dan organik yang dibuang ke TPS," ujarnya. 

Selain itu, pihaknya akan melakukan monitoring dan evaluasi ke lapangan melalui penyuluh setiap triwulan.

Atas gerakan ini, sambung Dian, Kota Bogor ingin dijadikan sebagai percontohan untuk wilayah lain oleh Kementerian Pertanian.

Related News