• 20 April 2024

Laris Manis Sarang Burung Walet

uploads/news/2021/01/laris-manis-sarang-burung-71755208ff25953.jpg

Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara dan pendapatan bagi petani.”

JAKARTA - Sarang burung walet semakin diminati oleh pasar luar negeri, hal itu terlihat dari tren ekspor sarang burung walet yang menunjukkan peningkatan peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir.

Banyak mempercayai jika rumah dari burung walet (Collocalia sp.) ini memiliki kesehatan.

Karena itu, beberapa masyarakat di Pulau Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi, mulai membudidayakan sarang burung walet.

Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara dan pendapatan bagi petani," ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan resminya belum lama ini.

Baca juga: Mengkilatnya Air Liur Burung Walet

SYL juga bersyukur, komoditas asal subsektor peternakan ini juga mendapat dukungan dari Menteri Perdagangan, M. Lutfi.

Menteri M. Lutfi yakin, jika komoditas sarang burung walet akan menjadi andalan dan penyokong pertumbuhan yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 

Sebagai informasi, dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan) tercatat, selama masa pandemi COVID-19, jumlah ekspor sarang burung walet sebanyak 1.155 ton dengan nilai Rp 28,9 triliun atau meningkat 2,13% dari pencapaian di 2019 yang hanya sebanyak 1.131,2 ton atau senilai Rp 28,3 triliun saja.

"Selain sinar matahari, tanah subur dan banyak lagi yang diberikan Sang Maha Penguasa kepada bangsa ini harus kita jaga, harus kita kelola," ujar SYL.

Sarang burung walet, menurutnya, dapat hidup baik dengan ekosistem yang terjaga, mulai dari hutan, laut dan sungai sebagai penghasil pakan walet alami.

Saat ini, produktivitas sarang burung walet yang diperdagangkan, merupakan komoditas binaan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementan.

Sementara untuk pendampingan ekspor, mulai dari harmonisasi aturan dan persyaratan teknis sanitasi negara tujuan, dan bimbingan teknis sanitasi dan keamanan pangan, dilakukan oleh Barantan.

Menurut SYL, melalui Barantan pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap 23 eksportir sarang burung walet di Indonesia, sehingga berhasil teregistrasi oleh otoritas karantina pertanian China, General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC).

Tercatat, sebanyak 262 ton atau 23% dari total ekspor sarang burung walet Indonesia dibeli oleh China.

Sebagai pengekspor sarang burung walet terbesar di dunia, para pelaku usaha Indonesia pun banyak menyasar pasar China, karena harga jual yang lebih tinggi dibandingkan negara tujuan lain, yakni antara Rp 25.000.000 - 40.000.000 per kilogram.

Namun, dengan harga yang lebih tinggi, China pun juga mempersyaratkan ketentuan registrasi bagi tempat pemroses sarang walet, di samping pemenuhan persyaratan teknis tentunya.

Sementara itu, tempat pemrosesan sarang walet juga memerlukan tenaga kerja yang cukup besar atau padat karya, sehingga mampu memberikan dampak ekonomi berupa peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya.

"Saat ini 13 pelaku usaha tempat pemrosesan sarang burung walet lainnya tengah kita dampingi untuk penetrasi pasar China, semoga bisa sama-sama kita dukung agar tahun ini selesai," pungkasnya.

Sementara itu, menurut Kepala Barantan, Ali Jamil, selain China, ada 23 negara tujuan ekspor lain bagi sarang burung walet Indonesia, antara lain Australia, Amerika Serikat, Kanada, Hongkong, Singapura, Afrika Selatan dan lainnya.

"Setiap negara tujuan memiliki protokol ekspor masing-masing dan kami selaku otoritas karantina mengawal persyaratan teknisnya, " kata Jamil.

Jamil juga menyebut, pihaknya telah memiliki laboratorium pengujian yang telah diakui oleh negara mitra dagang.

Selain percepatan layanan, pihaknya juga juga terus melakukan inovasi teknologi perkarantinaan untuk memfasilitasi pertanian di perdagangan internasional.

Baca juga: Sarang Burung Walet Cegah Covid-19

Jamil menambahkan, partisipasi dan dukungan dinas pertanian, peternak dan  masyarakat dalam menjaga keberlangsungan komoditas sarang burung walet sangat diperlukan. 

Salah satunya terhadap ancaman penyakit flu burung atau avian influenza (AI).

Kita pernah mengalaminya di tahun 2005 dan diperlukan upaya yang panjang untuk mengendalikannya. Bersama kita jaga, laporkan jika melalulintaskan unggas khususnya kepada petugas karantina agar sarang burung walet tetap dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," tukasnya.

Related News