• 26 April 2024

Cara Menekan Kematian Benih Lele

uploads/news/2021/01/cara-menekan-kematian-benih-32276218aff5e22.jpg

Akibat benih lele banyak yang mati, hal itu membuat mereka kapok dan enggan memelihara lele lagi.”

JAKARTA - Biasanya, benih ikan lele banyak yang mati di awal penebaran, merupakan salah satu momok menakutkan dikalangan pembudidaya ikan tingkat pemula.

Karena itu, usaha budidaya lele pun langsung melemah usai melihat banyak yang mati usai ditebarkan.

Bahkan, tingkat kematiannya ada yang mencapai 100%.

Kejadian tersebut sering dialami oleh pembudidaya ikan pemula atau warga masyarakat, yang baru menekuni usaha budidaya lele di kolam  tembok atau terpal. Akibat benih lele banyak yang mati, hal itu membuat mereka kapok dan enggan memelihara lele lagi,” ujar Agus Rochdianto dari Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, dalam keterangannya belum lama ini.

Baca juga: IMTA, Teknologi Budidaya Ikan Kekinian

Menurutnya, untuk mencegah dan mengatasi tingginya kematian (mortalitas) benih lele pada awal masa pemeliharaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Selain benih lelenya yang dipilih memiliki kualitas tinggi, wadah budidaya dan media air kolam juga perlu dipersiapkan dengan baik, lalu bagaimana caranya?

Sebelum benih lele di tebarkan, masukkan air secara pelan-pelan ke dalam kolam sampai kedalamannya mencapai 30 - 40 centimeter.

Pastikan tidak ada kebocoran pada dinding atau terpalnya, sehingga volume genangan air tetap utuh. 

Berikutnya, air kolam dipupuk menggunakan pupuk kandang yang dibungkus dengan kampil.

Dosis pupuk cukup satu kantong kampil cukup untuk 2 - 3 meter persegi.

Lalu, pupuk kandang yang sudah dimasukkan cukup selama 1-2 hari  saja.

Setelah air terlihat kecoklatan, pupuk lalu diangkat.

Tiga hari kemudian, air  di-treatment dengan probiotik.

Probiotik ini bisa diproduksi sendiri atau dibeli bebas di pasaran.

Dosis probiotik sebanyak 100 mililiter per meter per kubik air kolam. 

Sebelum disebar, probiotik dicampur dalam 2 - 3 liter air, setelah diaduk langsung disebar ke kolam.

Tiga hari kemudian, air kolam biasanya sudah dipenuhi jentik nyamuk.

Hal ini menjadi pertanda, jika plankton di kolam sudah  berkembang.

Pada saat seperti ini, benih lele pun sudah bisa ditebarkan. Benih ikan lele yang ditebarkan, sebaiknya yang berukuran cukup besar, yaitu berukuran 5 - 8 centimeter. Bagi pemula, disarankan memilih ukuran benih minimal memiliki panjang 8 centimeter,” jelasnya.

Padat penebarannya cukup 150 - 300 ekor per meter perkubik.

Agar tidak stres, benih lele perlu diaklimatisasi terlebih dahulu dengan cara direndam dengan bungkus plastik (jerigen) di wadah benih di air kolam.

Beberapa menit kemudian plastik atau jerigen dibuka, sehingga benih keluar dengan sendirinya.

Setelah penebaran benih ke dalam kolam, dapat disiramkan air hasil perasan dedak fermentasi dengan dosis 100 mililiter per meter per kubik air.

Pada hari kedua, dedak halus yang sudah difermentasi bisa diberikan sebagai pakan awal, sekaligus untuk meningkatkan stamina benih lele.

Pemberian pakan selanjutnya, dilakukan pada minggu pertama hingga ketiga dan pakan yang diberikan berupa butiran yang berukuran kecil.

Berikutnya, secara bertahap diganti dengan butiran yang berukuran lebih besar.

Pakan juga perlu diberikan tiga kali sehari pagi, siang, dan sore menjelang petang. Pakan harus diberikan sedikit demi sedikit, sampai semua pakan yang diberikan habis tidak tersisa. Sesuai pertumbuhan ikan, ketinggian air di kolam juga perlu dinaikkan secara bertahap,” jelasnya.

Sebulan setelah penebaran benih, air dinaikkan sampai ketinggian 50 centimeter.

Setelah itu, setiap dua minggu air kembali dinaikkan 10 centimeter hingga ketinggian optimal 70 - 80 centimeter sampai panen.

Baca juga: Enam Jenis Lele Unggul Indonesia

Selain pengaturan air, setiap 3 - 7 hari sekali, air perlu diberi probiotik dosis 100 mililiter per meter per kubik air.

Melalui pemberian probiotik secara berkala tersebut, diharapkan kualitas air kolam selalu terjaga dan tidak berbau sehingga lele bisa tumbuh optimal,” ujarnya.

Air kolam yang berbau merupakan tanda adanya  penurunan kualitas air. Terkait hal itu, pada budidaya lele di kolam tembok atau terpal menjaga kualitas air merupakan salah faktor yang perlu mendapat perhatian khusus,” tutupnya.

Related News