• 6 May 2024

Jahe Penyelamat Ekonomi  Saat Pandemi

Sukses tidak harus kerja jadi pegawai di suatu perusahaan. Toh bertani pun bisa menjadikan orang sukses dengan memanfaatkan keadaan di sekitar, otak kita berpikiran beda secara kreatif tentunya.”

TANGERANG - Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang cukup serius pada sektor ketenagakerjaan.

Tak sedikit masyarakat yang dirumahkan atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak dari COVID-19.

Meski begitu, banyak juga dari pekerja yang harus tetap mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Baca juga: Memilih Bibit Unggul Jahe Putih

Hal ini pun mendapat beberapa pekerja mencari ide untuk tetap bisa berpenghasilan, meski dilakukan dari rumah.

Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani (Poktan) Jahe Karya Muda dari Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Poktan yang di isi oleh petani-petani muda ini, mulai menanam tanaman jahe sejak Juli 2020 silam.

Dery, salah satu anggota Poktan Karya Muda, bersama kelima anggota poktan lainnya mengaku, pada awalnya mereka berprofesi sebagai karyawan swasta.

Sayang, mereka pun harus merasakan pahitnya PHK dari perusahaan mereka bekerja.

Meski demikian, mereka tak putus asa dan memutuskan untuk berdiskusi serta bertukar pikiran.

Setelah itu, Dery dan kawan-kawan memutuskan untuk membangun poktan, serta memulai untuk menanam jahe.

“Basic kami sebenarnya semua pegawai. Tapi, akibat saya dan teman-teman dirumahkan, akhirnya kami memilih bertani. Setelah kita pikirkan panjang, akhirnya kami terjun menanam jahe” Kata Dery kepada tim Jagadtani.id belum lama ini.

Ia bersama kelima kawannya mulai menyulap lahan kosong seluas 250 meter yang tak terpakai, dengan 1.000 pot tanaman jahe jenis gajah.

Awalnya lahan ini hanya sebidang tanah yang tak terpakai, pohon-pohon tak beraturan, banyak sampah yang berserakan tak jarang sebagai tempat pembakaran sampah, akhirnya kami menyatukan pikiran bagaimana memanfaatkan lahan tak terpakai ini untuk menjadi sebuah modal dalam keadaan (pandemi) COVID-19 ini,” jelas Dery.

Dery mengungkapkan, saat ini harga jahe di pasaran cenderung stabil bahkan meningkat, apalagi saat pandemi COVID-19.

Walau pandemi telah berakhir, ia memprediksi harga jahe akan tetap stabil karena kegunaannya sebagai pelengkap bumbu dapur.

Karena itu, ia bersama teman-temannya yang berusia sekitar 30-38 tahun lebih memilih untuk bertani jahe.

Ia juga mengaku, tak malu menjadi petani dan mengatakan jika bertani tak selalu dilakukan oleh orang tua.

Baca juga: Penyakit Mati Pinggang pada Jahe

Kami juga membentuk kelompok tani ini tidak ada yang usia tua, hampir usia produktif semua. Petani muda,” kata pria berusia 31 tahun itu.

Ia pun berharap, untuk membuat usaha di sektor pertanian yang bisa dibilang menjanjikan, tak perlu harus menunggu untuk menjadi karyawan swasta terlebih dahulu.

Sukses tidak harus kerja jadi pegawai di suatu perusahaan. Toh bertani pun bisa menjadikan orang sukses dengan memanfaatkan keadaan di sekitar, otak kita berpikiran beda secara kreatif tentunya,” tutupnya.

Related News