• 25 April 2024

Di Balik Hari Pangan Sedunia

uploads/news/2020/10/di-balik-hari-pangan-762986e392dd218.jpg

“Pahlawan pangan kita terus bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang berubah dan menunjukkan betapa pentingnya menjaga rantai makanan agar kita tetap hidup.

JAKARTA - Pada 16 Oktober 1981, sejarah tercipta saat 150 negara anggota Food and Agriculture Organization (FAO), termasuk Indonesia, memutuskan untuk memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day).

Peringatan tersebut juga bertepatan dengan berdirinya FAO, organisasi multinasional yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1945.

Terciptanya hari peringatan Hari Pangan Sedunia tak lepas dari peran penting Menteri Pertanian dan Pangan Hongaria, Dr. Pal Romany, yang mengusulkan ide perayaan tersebut.

Baca juga: Jalur Positif Produksi Beras 2020

Tujuannya yaitu demi kesadaran akan masalah obesitas dan gizi buruk karena kelaparan yang melanda di tingkat internasional, regional atau nasional.

Selain itu, peringatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat.

Ribuan kegiatan sosialisasi pun diadakan saat Hari Pangan Sedunia yang mempertemukan pemerintah, para pebisnis, media, lembaga sosial masyarakat (LSM), dan masyarakat umum untuk membantu mereka yang kelaparan.

Pada Hari Pangan Sedunia 2020 yang ke-75, FAO mengusung tema “Grow, Nourish, Sustain. Together.”

Menurut FAO, Hari Pangan Sedunia tahun ini merupakan hal yang luar biasa.

Perayaan kali ini bersamaan saat dunia terus memerangi Pandemi COVID-19.

Pandemi mengungkapkan kerapuhan sistem pertanian pangan. Hal itu mengancam jutaan masyarakat ke dalam kelaparan,” ujar perwakilan FAO, Victor Mol dalam keterangan tertulis, Jumat (16/10).

Berdasarkan data FAO, kemungkinan sekitar 132.000.000 orang kelaparan pada 2020 akibat resesi ekonomi yang dipicu oleh pandemi.

Apa lagi saat sebelum pandemi, lebih dari 2 miliar orang tidak mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi.

Hampir 700 juta orang tidur dalam keadaan lapar. Meski pun dunia sekarang menghasilkan lebih dari cukup makanan untuk memberi makan semua orang, namun sistem pertanian pangan tidak seimbang,” lanjutnya.

Menurut Victor, kelaparan, obesitas, menurunnya kualitas lingkungan, limbah makanan, dan pemborosan makanan, serta kurangnya pekerja di rantai makanan, merupakan sebagian dari masalah yang ada di dunia saat ini.

Victor pun menyerukan kepada dunia untuk membuat sistem pertanian pangan yang lebih tangguh dan kuat serta memperkuat solidaritas global.

Menurutnya, keduanya penting untuk memulihkan diri dari krisis pandemi COVID-19 dan untuk membangun kembali ekonomi dunia dengan lebih baik.

Lebih dari sebelumnya, kami membutuhkan solusi inovatif dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk memastikan tersedianya makanan bergizi bagi semua, mulai dari pemerintah, swasta, hingga individu,” sebutnya.

Baca juga: Tekad Merauke Menjadi Lumbung Pangan

Dalam Hari Pangan Sedunia kali ini, Victor juga berterima kasih kepada “pahlawan pangan” baik itu petani hingga pekerja yang ada di rantai pasokan makanan, yang dalam keadaan apa pun terus menyediakan makanan untuk masyarakat.

Pahlawan pangan kita terus bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang berubah dan menunjukkan betapa pentingnya menjaga rantai makanan agar kita tetap hidup,” tutupnya.

Related News