• 20 April 2024

Demi Menghidupkan Kembali Kampung Pisang

Dulu desa ini sebagai sentra penghasil pisang, makanya nama desanya Kampung Pisang. Karena seiring sempitnya lahan, keberadaan pisang terutama di Keradenan ini makin terkikis.

BOGOR - Pisang, namanya mungkin sudah tak asing lagi terdengar di telinga Sahabat Tani.

Ya, pisang memang banyak digemari masyarakat, baik untuk dikonsumsi langsung, maupun dalam bentuk olahan. 

Tumbuhan tak berkayu ini juga banyak ditemukan tumbuh di daerah tropis, seperti Indonesia.

Baca juga: Memanen Bambu di Gunung Salak 

Di Indonesia sendiri juga kaya akan ragam jenis pisang. 

Seperti jenis-jenis pisang yang dibudidayakan oleh Heri Rahmawanto, warga Kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Heri mengutarakan, ia mulai menanam bibit pisang sejak dua tahun lalu atau tepatnya 2018, di sebuah lahan samping dan depan rumahnya. 

Ada berbagai jenis pisang yang ia tanam, mulai dari pisang ambon lumut, ambon putih, tanduk, dan emas. 

Selain itu, ada juga jenis pisang uli, raja sereh, dan tongkat langit, serta jenis pisang lainnya.

Untuk pemeliharaan, Heri juga melakukannya sendiri di tengah kesibukannya sebagai pejabat di Pemerintah Kota Bogor.

Sebab, pemeliharaan inilah yang menentukan kualitas buah pisang yang nanti akan dipanen. 

"Untuk yang saya memang tidak dijual, dikonsumsi sendiri. Siapa pun yang mau hajatan, atau ada kedukaan, silakan mendaftar saja. Jadi, betul-betul untuk kesejahteraan warga Kampung Pisang," ucapnya kepada Jagadtani.id baru-baru ini.

Pria yang sering disapa Abah Heri ini mengatakan, di wilayah RW 07 bukan hanya dirinya saja yang menanam tumbuhan bernama alamiah Musa paradisiaca itu, hal serupa juga dilakukan oleh warga lainnya yang tersebar di 11 RT di wilayah RW 07.

Hal itu dilakukan, sebagai upaya bersama untuk mengembalikan kejayaan Kampung Pisang yang dahulu pernah melekat di wilayah tersebut.

"Dulu desa ini sebagai sentra penghasil pisang, makanya nama desanya Kampung Pisang. Karena seiring sempitnya lahan, keberadaan pisang terutama di Keradenan ini makin terkikis. Nah, kami ini menginginkan kembalinya Kampung Pisang ini," ungkapnya.

Sampai saat ini, sambungnya, sudah ada 13 jenis pisang yang dikembangkan di 20 kebun pisang.

Kebun-kebun pisang ini juga menerapkan konsep urban farming dengan memanfaatkan lahan yang ada. 

Untuk pemeliharaan juga, masih kata Heri, dilakukan oleh warga di masing-masing RT yang tergabung dalam kelompok tani bersama.

Setiap kelompok dipimpin oleh ketua RT setempat. 

Ia mengatakan, setiap pohon pisang juga memiliki karakteristik pertumbuhan berbeda-beda.

Baca juga: Mengenal Anggur Tujuh Rasa 

Namun, rata-rata pohon pisang di kebunnya sudah dapat dipanen saat memasuki usia tanam lima bulan. 

"Pisang ini bisa dibilang tidak ada musimnya. Jadi kapan saja. Alhamdulillah, untuk di sini yang sebagian kecil saja sudah dipanen berkali-kali dan tunas pun sudah tumbuh lagi," jelasnya. 

Selain dikenal penghasil buah pisang, imbuh Abah Heri, Kampung Pisang juga memiliki produk-produk olahan pisang skala rumahan, seperti keripik dan selai pisang.

Related News