• 27 April 2024

Semerbak Wangi Bunga Gemitir

uploads/news/2020/09/semerbak-wangi-bunga-gemitir-12306da3cd3a244.JPG

Gemitir ini memang sering digunakan untuk sembahyang kami (Umat Hindu), karena keadaan mekarnya lebih lama dibanding bunga lain yang ada dalam canang, jadi lebih segar.

DENPASAR - Bagi masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, bunga merupakan sarana ritual keagamaan yang sangat penting.

Malah bisa dikatakan, bunga merupakan sarana persembahan pokok bagi umat Hindu.

Tetapi, tidak semua jenis bunga bisa digunakan sebagai sarana persembahyangan.

Baca juga: Mengenal Esensi Sesajen Canang

Ada syarat yang harus dipenuhi untuk menjadikan bunga sebagai persembahan, yaitu, bunga yang layu, belum mekar, tumbuh di kuburan, dimakan semut atau ulat, dan jatuh dengan sendirinya atau gugur.

Tujuannya, tentu saja untuk memberikan yang terbaik di hadapan Tuhan dan perlambang aksara suci.

Salah satu bunga yang memenuhi syarat tersebut yaitu bunga gemitir.

Bunga yang disebut juga marigold ini merupakan jenis bunga yang dapat tumbuh dengan mudah di mana saja dengan rentang ukuran tumbuh 30-120 sentimeter untuk sudah siap panen.

Bunga ini berbentuk bonggol (berkelompok) atau tunggal dengan warna cerah seperti kuning atau oranye.

Gemitir ini memang sering digunakan untuk sembahyang kami (Umat Hindu), karena keadaan mekarnya lebih lama dibanding bunga lain yang ada dalam canang, jadi lebih segar. Di pasar pun gampang dicari, stoknya banyak. Malah belakangan ini harganya jadi murah, bisa beli banyak,” ujar Made Wirawan, salah satu pembeli bunga gemitir di Pasar Badung, Kota Denpasar.

Sementara salah satu petani gemitir dadakan di Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Made Wiswanda mengatakan hasil dari bertani gemitir cukup untuk membantu perekonomian saat ini.

Selain itu, saat sembahyang, ia tidak lagi harus mengeluarkan uang untuk membeli bunga gemitir seperti sebelumnya.

Setelah saya dipecat April lalu, saya memutuskan untuk bertani bunga gemitir saja. Kebetulan ada lahan yang tidak produktif di tepi jalan aspal dekat rumah. Daripada menganggur. Saya tanami saja gemitir. Ternyata hasilnya lumayan juga,” tuturnya

Jika musim panen tiba, Made Wiswanda mengaku ia bisa menghasilkan hingga 50 kilogram bunga gemitir.

Sesekali, wisatawan yang melewati kebun gemitirnya berfoto di kebun tepi jalan utama desa miliknya tersebut.

Dari penyebaran bibit sampai panen hanya butuh 55 hari gen (saja). Kalau sudah musim panen tiba, bisa panen sampai 10 kali setiap 3-5 hari sekali tanpa pupuk dan maksimal 4 hari sekali menggunakan pupuk. Selain itu banyaknya jumlah panen dipengaruhi cuaca. Kalau cuacanya bagus, bisa panen sampai sepuluh kali dalam dua bulan. Kalau cuacanya buruk paling cuma lima kali,” paparnya.

Bunga gemitir di Bali memiliki pasar yang tetap dan nilai jual yang variatif.

Bunga sebesar kepalan tangan orang dewasa dihargai paling murah Rp30.000 per kilogram, sementara bunga berukuran lebih kecil, cenderung lebih murah, sekitar Rp22.000 per kilogram.

Belakangan ini, harga bunga gemitir mengalami penurunan.

Beberapa penyebabnya yaitu banyaknya petani gemitir dadakan yang beralih profesi akibat PHK dari efek pandemi COVID-19.

Baca juga: Nilai Jual Tinggi si Variegata

Hal itu pun mengakibatkan membludaknya stok bunga gemitir dan menurunnya harga jual yang mencapai angka Rp10.000 per kilogram.

Namun, bunga ini sering mengalami kenaikan harga saat menjelang hari raya besar seperti Galungan.

Related News