• 20 April 2024

Budidaya Lada yang Masih Menguntungkan

uploads/news/2020/09/budidaya-lada-yang-masih-68316793dad3609.jpg

Tanaman lada milik kami ada di sela pohon kopi, jadi setelah panen kopi maka langsung panen lada setiap tahunnya.”

OKU SELATAN - Tanaman lada masih menjadi primadona bagi petani yang tinggal di wilayah perbukitan Sumatera Selatan.

Lada yang biasa disebut merica, masih banyak diburu orang karena khasiatnya.

Di Sumsel, terdapat wilayah memiliki banyak pohon lada, diantaranya ada di Kecamatan Muaradua, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.

Baca juga: Kualitas Tinggi Biji Kopi Merah

Darul, petani lada asal Kecamatan Buay Pemaca, mengakui memilih budidaya lada karena sudah turun temurun dari keluarganya.

Tanaman lada miliknya sendiri berada di ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

"Tanaman lada yang saya urus ini merupakan peninggalan kakek saya, tanaman lada memang menjadi penghasilan utama keluarga," katanya belum lama ini.

Ia memiliki kebun lada hampir satu hektare, serta ada 2.500 batang lada hitam.

Darul mengakui, ia bisa melakukan panen dalam satu tahun sekali.

Setiap satu pohon lada, bisa menghasilkan sekitar satu kilogram tiap panen.

"Lada yang akan dipanen ini usianya sudah lebih dari tiga tahun, biasanya pohon lada bisa bertahan hingga 13 tahun asalkan terus dirawat," ungkapnya.

Diakui saat ini harga lada sedang anjlok, dari Rp100.000 per kilogram, sekarang hanya Rp30.000.

Namun, hal itu tak dipermasalahkan, karena tanaman lada milik keluarganya ini menggunakan sistem tumpang sari.

"Tanaman lada milik kami ada di sela pohon kopi, jadi setelah panen kopi maka langsung panen lada setiap tahunnya," ungkapnya.

Baca juga: Mengintip Peluang Budidaya Rosella 

Lada yang akan dijual ke pengepul, diharuskan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur.

Penjemuran membutuhkan waktu hingga tiga hari dan tergantung kondisi cuaca

"Tanaman lada rata-rata tumbuh tinggi 7 meter lebih," tutupnya.

Related News