• 29 March 2024

Petani Gunungkidul Panen Raya Singkong

uploads/news/2020/08/petani-gunungkidul-panen-raya-1227806d60ef21d.jpg

JAKARTA - Lahan singkong seluas 45.816 hektare di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memasuki masa panen pada Agustus ini.

Hal tersebut menjadi harapan untuk mampu mendukung ketahanan pangan masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, Gunungkidul merupakan sentra penghasil ubi kayu atau singkong di DIY dengan total luas tanam saat ini mencapai 45.816 hektare.

Baca juga: Petani Millenial Sukses Panen Timun

Pada akhir Juli lalu, petani sudah memanen singkong seluas 3.427 hektare. Sedangkan sisanya akan dipanen pada Agustus ini, sehingga terjadi panen raya singkong di Gunungkidul,” kata Bambang.

Dirinya menyebut, panen singkong kali tidak hanya mencukupi kebutuhan lokal, mengingat Singkong Ketan Bima Sena yang petani tanam banyak diminati warga dari luar Gunungkidul.

Petani mulai menanam Singkong Ketan Bima Sena yang memiliki nilai jual tinggi,” sebutnya.

Anggota Kelompok Tani Ngudi Raharjo dari Dusun Plosokerep, Kelurahan Bunder, Kecamatan Patuk, Tumiran mengatakan, saat ini sedang mengembangkan singkong jenis Ketan Bima Sena.

Ia menjelaskan, singkong ini merupakan varietas lokal asli Gunungkidul.

Menurutnya, satu pohon bisa menghasilkan singkong seberat 6-7 kilogram.

Saat ini, harga singkong tersebut di pasaran sekitar Rp4.000-5.000 per kilogram.

Tapi saya menjualnya dengan sistem tebas. 1.000 batang dibeli seharga Rp6.500.000,” ujarnya.

Ia pun berharap harga singkong bisa terus stabil, sehingga petani dapat memperoleh keuntungan.

Untuk saat ini, mereka melakukan inovasi dengan cara stek membuka batang tuna singkong.

Ia juga berharap, dengan model ini hasil Singkong Ketan Bima Sena bisa lebih produktif.

Potensinya bisa mencapai 30-40 kilogram per batangnya,” tuturnya.

Baca juga: Panen Timun, BluFarm Raup Untung

Sementara itu, anggota Kelompok Tani Ngudi Raharjo lainnya, Martono mengatakan, saat ini sudah mulai panen singkong.

Hasilnya bagus dan singkongnya besar-besar,” katanya.

Dirinya mengakui, belum tahu harga singkong terkini.

Meski demikian, ia berharap harganya tetap tinggi, sehingga hasil dari berkebun bisa ia nikmati.

Tahun lalu, harganya hanya Rp2.000 per kilogram. Mudah-mudahan sekarang harganya bisa lebih baik dan petani dapat memperoleh keuntungan,” harapnya.

Related News