• 19 April 2024

Efek Menjemur Kopi di Jalan

uploads/news/2020/07/efek-menjemur-kopi-di-44310de40f0c957.jpg

Kepada petani kopi, agar bisa mengolah kopi dengan baik. Salah satunya, dengan tidak menjemur kopi di badan jalan.”

PAGAR ALAM - Petani kopi di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, masih memanfaatkan jalan raya sebagai tempat menjemur biji kopi.

Selain karena keterbatasan lahan, panas yang dihasilkan dari aspal juga dianggap membantu biji kopi cepat kering.

Ternyata, menjemur biji kopi di jalan rupanya membuat citarasa berkurang, serta membahayakan bagi pengendara.

Baca juga: Rezeki Aglaonema di Masa Pandemi

"Kepada petani kopi, agar bisa mengolah kopi dengan baik. Salah satunya, dengan tidak menjemur kopi di badan jalan," ungkap Budi, petani kopi asal Kota Pagar Alam belum lama ini.

Menurutnya, menjemur di pinggir jalan akan membuat kualitas biji kopi akan tidak fresh atau bisa bau tengik saat berada di tangan konsumen.

"Kopi Pagar Alam sejak dulu sudah terkenal. Pengolah kopi dulu sangat menjaga kualitas, agar kopi semakin enak. Tapi, kalau salah-salah mengurus, maka yang rusak juga nama petani kopi Pagar Alam lainnya," katanya.

Diakuinya, jalan raya merupakan alternatif tempat penjemuran biji kopi bagi para petani.

Apa lagi, petani kopi juga merasakan dampak buruk dari pandemi COVID-19.

Sebelumnya harga, biji Kopi di Pagar Alam mencapai Rp18.500 per kilogram.

Namun, saat ini harganya turun menjadi Rp16.800 untuk kualitas kopi yang paling bagus.

"Kalau normalnya di atas Rp20.000 per kilogram atau satu kilogram kopi setara dengan tiga kilogram beras," kata dia.

Baca juga: Bercocok Tanam Ala Polisi Sekayu

Di tingkat agen sendiri, harga kopi di pasaran juga mencapai Rp16.800 per kilogram untuk kualitas bagus.

"Itu kita panen Juni kemarin, harganya memang jatuh sekali," tutupnya.

Related News