• 27 April 2024

Menjajal Aplikasi Pendeteksi Kesegaran Buah

uploads/news/2020/07/menjajal-aplikasi-pendeteksi-kesegaran-62372616e1d0e62.jpg

PALEMBANG - Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Kota Palembang, Sumatera Selatan berhasil menciptakan aplikasi pendeteksi kesegaran buah.

Web portal yang baru dibuat pada Mei 2020 ini diberi nama Fresh Rotten Fruit.

Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan seseorang mengetahui buah itu sudah busuk atau tidak, cukup dengan mendeteksi kulit luarnya saja.

Baca juga: Palembang Menanti Sapi Pilihan Jokowi

Menurut pencipta web portal, Ahmad Emir, aplikasi ini dapat memprediksi kondisi buah itu segar atau busuk dari gambar buah yang diberikan ke sistem atau upload ke web tersebut.

"Nanti akan terdeteksi berapa persentase kesegaran buah. Cukup terlihat dari gambar saja," jelas Emir belum lama ini.

Aplikasi tersebut dikerjakan Emir bersama kedua temannya yaitu Anggardha Febriano dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) dan
Zahroh Ayu Khumayr dari Departemen Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM).

Mereka berhasil mengungkapkan, Fresh Rotten Fruit dapat digunakan secara gratis tanpa perlu melakukan pengunduhan aplikasi.

"Ini untuk menambah pengetahuan seseorang apakah buah layak makan atau tidak, tidak semua orang tahu bagaimana. Ditambah lagi, karena di Indonesia banyak penjual dan penyuka buah dengan banyak jenis," katanya.

Untuk menuju web portal pendeteksi kesegaran buah ini, Sahabat Tani cukup klik hosting https://fresh-rotten-fruit.netlify.app.

Web portal ini diklaim sangat ringan, ketika pengguna telah masuk di aplikasi ini.

Tampilan awal web portal sangat sederhana, Sahabat Tani cukup memasukkan gambar atau gambar buah yang akan dideteksi kesegarannya.

Setelah gambar diunggah, Sahabat Tani cukup menunggu beberapa detik dan nanti akan muncul persentase kesegaran buah.

"Tidak ada spesifikasi khusus. Asalkan HP-nya bisa buka browser maka bisa dibuka web-nya," kata dia.

Untuk saat ini, aplikasi tersebut memang khusus mendeteksi buah-buahan saja.

Sahabat Tani juga tidak perlu harus membelah buah itu, tapi cukup dengan mengunggah gambar kulitnya saja.

"Bisa kulit luarnya saja atau yang sudah dipotong dan bisa untuk seluruh jenis buah. Walaupun, kadang ada beberapa case yang masih gagal, kalau untuk sayuran itu belum," kata mahasiswa jurusan Program Studi Teknik Informatika semester tujuh ini.

Ia juga mengakui kekurangan dalam aplikasi tersebut.

Menurutnya, portal tersebut belum menggunakan custom domain dan web-nya masih berada di host server heroku reguler, sehingga terkadang pada saat akses pertama kali itu cukup lama.

"Rencananya bakal ada pembaruan di sisi penguatan model machine learning-nya. Sehingga, bisa memprediksi buah itu segar atau busuk lebih baik," kata dia.

Tak dipungkiri, jika ada kegagalan dalam mendeteksi buah.

Hal itu menurutnya, karena tergantung gambar saat diunggah.

"Kadang di gambar tertentu buahnya bisa dideteksi dan kadang di image lain buahnya gagal dideteksi. Faktornya karena pencahayaan, kualitas image dan posisi buah," terangnya.

Emir mengaku, ia pernah belajar bidang pendidikan program dan website pembelajaran online dari Bangkit Academy.

Baca juga: Mengintip Peluang Bisnis Microgreens

Kegemarannya menggeluti dunia digital, terkadang berdampak kurang baik terhadap dirinya.

Dalam arti, ia sering lupa waktu hingga kebersamaan bersama keluarga berkurang.

"Saya punya banyak ide dan berguna untuk orang lain. Saya masih terus belajar dengan berkumpul bersama rekan satu frekuensi misal bergabung di komunitas Palembang Digital," pungkasnya.

Related News