• 25 April 2024

Cermat dalam Penggunaan Pupuk Kimia

uploads/news/2019/10/cermat-dalam-penggunaan-pupuk-3503755192eb95b.jpg

Walau menjadi salah satu pilihan petani, namun penggunaan pupuk kimia juga perlu diperhatikan.

YOGYAKARTA - Pupuk kimia menjadi salah satu pilihan petani untuk membuat tanamannya lebih subur, namun, ternyata cara penggunaannya perlu diperhatikan agar tidak merusak tanah. Hal ini diutarakan oleh Mohammad Nurcholis, Pakar Ilmu Tanah dan Dosen Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.

Menurutnya pupuk yang akan diberikan pada tanaman harus disesuaikan dengan kondisi tanah. Sebelum memberikan pupuk, petani harus mengerti kandungan unsur di dalam tanah. Apabila kandungan nitrogen di dalam tanah masih banyak, maka pupuk yang diberikan pun jangan terlalu banyak.

Selain itu, jika tanaman berada di tanah berpasir, maka pupuk yang diberikan juga jangan terlalu banyak. Pupuk yang diberikan pada tanaman bisa terjatuh ke bawah atau berlari ke tanah.

“Jadi memang kalau yang memupuk yang benar itu satu karakteristik tanahnya itu harus diketahui dulu, oh ini unsurnya sekian sehingga perlu memupuk sekian saja,” ujar Nurcholis.

Meski demikian, menurut Nurcholis cara ini belum membudaya di Indonesia. “Hanya saja karena kita petaninya itu adalah petani subsisten, jadi kalau suruh analisis, uang darimana.” katanya.

Saat ini cara yang dikembangkan adalah dengan memberi ekstrak pada tanah, kemudian dikocok untuk melihat kadar unsur di dalam tanah. Menurut Nurcholis cara tersebut memang masih kualitatif, tapi sangat menolong. Ada juga kerabat Nurcholis yang menggunakan sensor yang bisa langsung mengecek kadar unsur-unsur tanah.

Saat ini Balitbang Pertanian Sumber Daya Lahan di Bogor juga telah memiliki alat yang relatif murah dan sederhana untuk mengetahui kadar unsur-unsur di dalam tanah. Alat tersebut bisa membantu petani agar memberikan pupuk dengan kadar yang tepat.

“Sehingga nanti harapan saya itu didampingi oleh PPL-nya,” ujar Nurcholis yang juga merupakan Sekretaris Dewan Pengawas Himpunan Ilmu Tanah Indonesia Pusat ini.

Melihat pengembangan cara dan alat untuk mengukur kadar unsur tanah, Nurcholis mengatakan bahwa mestinya ada peran dari pemerintah untuk memberikan layanan kepada petani. Selain itu, pihak-pihak terkait pun perlu berkomunikasi dan bekerjasama. Terlebih hingga saat ini, belum ada cara sederhana yang bisa diterapkan oleh petani secara langsung.

“Kita ini memang harus ada kerja sama di antar bidang,” ucapnya. (FDT)

Related News