• 26 April 2024

Lakukan Penghijauan untuk Mencegah Banjir!

uploads/news/2020/05/lakukan-penghijauan-untuk-mencegah-686838bfffbb909.jpg

Kami ingin melakukan sesuatu yang dapat memberi manfaat bagi masa depan dan dapat menangani kebutuhan mendesak.”

JAKARTA - Banjir yang baru-baru ini melanda negara bagian Amerika Serikat, Michigan, membuat negara bagian lainnya ketar-ketir dan melakukan berbagai langkah antisipasi.

Salah satunya dilakukan di Kota New Orleans, negara bagian Louisiana.

Masyarakat di sana mengambil langkah cepat untuk menghindari banjir besar.

Di tambah, saat perubahan iklim diprediksi akan meningkat, ditambah intensitas angin topan dan badai besar diperkirakan akan terjadi pada Juni mendatang.

Mereka mencontoh sistem pengolahan, pengiriman air bersih, serta saluran pembuangan kota di Kota Pittsburgh yaitu Pittsburgh Water & Sewer Authority.

Sistem tersebut berupa tangki di bawah tanah yang ditanami beberapa rumput dan tanaman lainnya sebagai penyerap air.

Selain itu, mereka juga di menanam pohon di median jalan besar.

Sebelumnya, Kota New Orleans pernah memenangkan hadiah USD141 juta pada 2016 dan menjadikan lingkungan New Orleans-Gentilly berpredikat sebagai “Distrik Ketahanan.”

“Kami ingin melakukan sesuatu yang dapat memberi manfaat bagi masa depan dan dapat menangani kebutuhan mendesak,” kata Suster Joan Laplace, perempuan berumur 79 tahun, yang tinggal di biara New Orleans sejak 1960.

Proyek-proyek “infrastruktur hijau” yang direncanakan ke depannya, salah satunya yaitu mengganti lebih dari empat mil jalan lingkungan dengan aspal berpori (paving permiable).

Selain itu, mereka akan menambahkan 32 penanam stormwater di sampingnya.

Paving permeable merupakan metode perkerasan yang memungkinkan volume air dalam jumlah besar dapat meresap ke dalam tanah.

Saat Badai Katrina menghancurkan tanggul New Orleans dan menewaskan lebih dari 1.400 orang pada Agustus 2005 lalu, membuat kesadaran masyarakat untuk meningkatkan perlindungan terhadap banjir dengan memperkuat tanggul dan gardu pompa.

Ekonom utama Bank Dunia untuk Pengurangan dan Pemulihan Bencana, Stephane Hallegatte mengatakan, para penduduk AS harus memiliki pertahanan yang dapat menyelamatkan mereka dari bencana.

"Keuntungan dari sistem berbasis alam adalah mereka cenderung tidak gagal dalam mode bencana," ujarnya.

Penghijauan di Indonesia

Sementara itu di Indonesia, Presiden Joko Widodo menyebut, pemerintah ingin melakukan pendekatan secara vegetatif untuk mengatasi banjir dan longsor.

Pemerintah sendiri telah memetakan daerah-daerah untuk dilakukan penghijauan.

Melansir ANTARA, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) langsung menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi dengan segera melakukan penghijauan kembali kawasan hutan dan lingkungan yang rusak di Bogor dan Banten.

Rencana tersebut sudah dijalankan sejak Januari hingga Maret 2020 demi mencegah bencana banjir di Jakarta, Banten, dan Bekasi.

Menteri LHK Siti Nurbaya sendiri sudah meninjau kebun bibit untuk penghijauan yang berlokasi Kota Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Lebak, Banten.

Pada peninjauan tersebut, terdapat 225 kebun bibit desa dan kelurahan (KBD dan KBK) yang telah disiapkan oleh Kementerian LHK.

Di Kota Bogor sendiri sudah terdapat 100 KBK dan di Kabupaten Lebak ada sebanyak 125 KBD, sehingga jumlah seluruhnya menjadi 225 KBD dan KBK.

"Bibit yang telah disiapkan, akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat untuk ditanam dan penghijauan di kawasan hutan dan lingkungan yang rusak," katanya.

Bibit pohon yang disiapkan yaitu, tanaman nangka, ketapang, sengon, jengkol, serta durian dan akar wangi atau vetiver.

"Tanaman akar wangi diujicobakan ditanam di tebing-tebing dengan ketinggian 2-4 meter di sekeliling kebun bibit di Desa Gunung Kencana Kabupaten Lebak," katanya.

Menurut Siti Nurbaya, Pemerintah bertekad melakukan penghijauan kembali untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan menutup kawasan hutan lindung yang terbuka.

Related News