• 26 April 2024

Andaliman, Rempah Primadona Toba Samosir

uploads/news/2020/05/andaliman-rempah-primadona-toba-2662457a9bd30f2.jpg

Jika andaliman sampai punah, maka hilang juga citarasa kuliner khas Batak Toba.

JAKARTA - Bentuknya berupa bulatan kecil, tersusun berangkai, dan berwarna hijau.

Aromanya khas seperti jeruk, tapi saat digigit, tumbuhan ini menimbulkan sensasi rasa kelu di lidah.

Baca juga: Keampuhan Eucalyptus sebagai Anti-virus

Inilah andaliman yang bernama latin Zanthoxylum acanthopodium, rempah yang jadi andalan aneka hidangan lezat khas Sumatera Utara.

Secara alami, rempah ini hanya bisa kita temukan di Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara. 

Bentuk pohon andaliman sangat mirip pohon lada atau merica, karena itu andaliman sering disebut “merica Batak.”

Sejak dulu, Indonesia terkenal kaya akan rempah, termasuk andaliman.

Catatan sejarah tentang andaliman juga tertulis di buku 'History of Sumatra' karya William Marsden tahun 1811.

Di buku ini terdapat surat-surat dari Charles Miller, ahli botani yang melakukan ekspedisi tentang tumbuhan Cassia seperti perdu dan polong-polongan di pedalaman tanah Batak.

"Di sini saya bertemu hal luar biasa, semacam semak berduri yang disebut penduduk sebagai andaliman. Berbentuk bulat, memiliki rasa pedas yang menyenangkan di lidah. Mereka menggunakannya dalam gulai kari mereka," ujar Miller dalam suratnya tertanggal 7 Juli 1772.

Dalam catatan itu, sampai sekarang masyarakat Batak, khususnya Batak Toba masih setia menggunakan rempah andaliman.

Terutama untuk masakan tradisional seperti arsik atau gulai ikan mas, saksang, dan sambal tinuktuk.

Rempah ini bahkan banyak digunakan di luar negeri, seperti Jepang, Cina dan India.

Di Amerika Serikat, andaliman dikenal sebagai Sichuan Pepper dan bisa ditemukan di Asian Food Store.

Nah jika Sahabat Tani tertarik untuk mencari tahu soal andaliman, bisa main ke Pulau Samosir.

Hutan di tengah Danau Toba Ini, menyimpan pohon-pohon andaliman yang masih liar.

Buah andaliman ada di antara duri-duri batangnya.

Untuk memetik langsung, kita harus masuk ke dalam hutan dan menerabas semak belukar di sekitarnya.

Usaha ekstra ini menjadikan harga andaliman cukup tinggi dari rempah lain, yaitu sekitar Rp100.000 per kilogram.

Jika langka di pasaran, harganya bisa menembus Rp250.000 per kilogram.

“Orang-orang belum pernah membudidayakan andaliman atau menanamnya di rumah. Persebaran andaliman karena kebakaran hutan, biji-bijinya langsung tumbuh sendiri di tanah," jelas Bahari Gultom, warga Samosir ketika diwawancarai JagadTani.id belum lama ini.

Baca juga: Sabun Pencuci Tangan dari Gaharu

Karena kondisi ini, sebagian orang mulai terdorong untuk membudidayakan andaliman.

Menurut mereka, jika andaliman sampai punah, maka hilang juga citarasa kuliner khas Batak Toba.

Dengan sentuhan andaliman, masakan Batak bisa menjadi tabo nai puang, enak sekali bah!   

Related News