• 19 April 2024

Kopi Sumedang Terbang ke Korsel

uploads/news/2020/05/kopi-sumedang-terbang-ke-55999b3548dd0d8.jpg

Untuk mendukung program strategis Kementerian Pertanian, para petani harus terus didorong agar dapat melakukan hilirisasi kegiatan usaha taninya.”

JAKARTA - Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, kabar gembira datang dari Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Kelompok Tani (Poktan) Maju Mekar berhasil mengekspor kopi hingga Korea Selatan.

Poktan Maju Mekar sendiri merupakan binaan Kementerian Pertanian (Kementan).

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, keberhasilan yang diraih Poktan Maju Mekar bisa diikuti poktan lainnya.

Karena, langkah yang ditempuh Poktan Maju Mekar tidak lepas dari tiga program strategis Kementan.

“Dalam beberapa kesempatan, kita sering menyampaikan tiga program strategi untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Ketiga program itu: meningkatkan pelayanan kredit usaha rakyat (KUR), Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), dan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Kelompok tani bisa memanfaatkan ketiga hal tersebut,” jelas Syahrul dalam keterangan tertulis Kementan, Jumat (8/5) kemarin.

Pernyataan tersebut juga ditegaskan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi.

“Untuk mendukung program strategis Kementerian Pertanian, para petani harus terus didorong agar dapat melakukan hilirisasi kegiatan usaha taninya. Hal itu bisa dilakukan baik secara on-farm maupun off-farm, terutama pengelolaan pasca panen. Sehingga, nilainya semakin tinggi,”ujar Dedi.

Dengan pendampingan dan bimbingan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Dinas Pertanian Desa Nagarawangi, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Poktan Maju Mekar melakukan program penanaman kopi sejak 2010.

Pada 2012, Poktan Maju Mekar mulai memanen hasil kopinya dan melakukan pengolahan kopi sekaligus pemasarannya.

Kesempatan baik pun datang pada akhir 2015.

Saat itu, Poktan Maju Mekar mulai mendapatkan bantuan fasilitas alat pengolahan kopi, seperti huller, pulper, dan roasting.

Dengan bantuan alat tersebut, mereka mulai mengembangkan sayapnya memproduksi kopi dengan kapasitas yang lebih besar dan berkualitas.

Dengan luas hamparan kebun kopi sekitar 27 hektare, Poktan Maju Mekar makin fokus pada budidaya dan pengolahan kopi hingga sekarang.

Berbagai pelatihan, seminar, pameran, hingga lomba terus diikuti untuk menambah pengalaman dan pengetahuan perkopian.

Pada 2016, Poktan Maju Mekar mengukuhkan merk kopi olahannya dengan brand Kopi Boehoen (Kopi Buhun/Legend Coffee).

Brand tersebut sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM.

Hebatnya, kopi Poktan Maju Mekar bukan hanya dipasarkan di dalam negeri saja.

Namun, sudah diekspor keluar negeri, seperti ke Korea Selatan dengan kuota 20 ton sekali kirim.

Ketua Poktan Maju Mekar Sulaeman, Uwe, telah menerima berbagai penghargaan atas keberhasilannya.

Dirinya seiring diminta menjadi pembicara atau narasumber diberbagai kelompok tani, instansi pemerintahan BUMN dan perusahaan swasta.

Pada 2019, Poktan Maju Mekar mendapatkan kesempatan mengikuti festival kopi tingkat dunia yang diselenggarakan di Taiwan.

Mereka membawa produk unggulannya yaitu full wash dan specialty, diantaranya Kopi Lanang, Kopi Luwak, honey, natural, dan wine.

Kini Kopi Boehoen yang merupakan produk Poktan Maju Mekar telah mendunia.

Berkat Tren Kopi Dalgona

Di Korea Selatan, meningkatnya konsumsi kopi tak lepas dari tren kopi Dalgona. Selain kopi bubuk murni, kopi instan juga meningkat di masa karantina mandiri.

Meningkatnya penjualan kopi instan lantaran media sosial mulai mempopulerkan kopi Dalgona.

Bahkan, Google Trends menunjukkan pencarian kopi Dalgona meningkat tajam sejak Maret.

Resep kopi kental dan berbusa ini banyak dicari.

Resep sederhana kopi Dalgona dengan mengocok kopi instan, gula, dan air panas menjadi berbusa, lalu taruh di atas es susu.

“Data awal menunjukkan kenaikan besar-besaran dalam permintaan kopi instan, jauh lebih tinggi daripada sebelum pandemi,” kata Associate Director Mintel untuk riset pasar makanan dan minuman, Jonny Forsyth, seperti mengutip Bloomberg seperti melansir Kontan belum lama ini.

Konsumen yang terkena imbas lockdown pun mulai menimbun kopi instan.

Nestle SA, perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia mengatakan, penjualan kopi instan meningkat di sebagian besar pasar karena penutupan restoran dan kafe.

Sehingga, para konsumen memilih membuat kopi dari rumah.

Apalagi, mereka juga menemukan variasi membuat kopi menggunakan kopi instan.

Perusahaan yang baru-baru ini meluncurkan kopi instan premium Starbucks dan memproduksi kopi Nescafe ini mengatakan, menghasilkan satu dari setiap tujuh cangkir kopi yang diminum di dunia.

“Konsumen menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan mencoba resep baru, membuat pengalaman sendiri yang bisa mereka nikmati di restoran dan kafe,” kata Kepala Unit Bisnis Strategis Minuman Global di Nestle, Philipp Navratil.

Menurutnya, kopi Dalgona hanyalah salah satu contoh tren global yang dilihat dalam kategori kopi.

Karena kopi instan juga lebih mudah diadaptasi untuk membuat resep maka Neste yakin, peningkatan permintaan akan berlanjut ke depan.

Menurut Fitch Solutions, impor kopi instan Korsel, tempat mempopulerkan kopi Dalgona melonjak 65% pada Maret menjadi USD8.500.000 dari tahun lalu.

Analis Konsumen dan Eceran, Taohai Lin mengatakan, Korsel pun pada akhirnya berubah menjadi salah satu negara yang kurang terpengaruh oleh Covid-19 dari negara-negara lain karena menjadi kontributor kenaikan penjualan kopi instan terbesar.

Korsel juga memiliki permen gula yang disebut Dalgona, asal nama itu berasal.

Tetap saja, booming kopi instan bisa saja hanya sementara ketika lockdown di seluruh dunia mereda.

Terlebih, konsumen bisa lebih mudah mencari cara alternatif.

“Tren cenderung bergerak cukup cepat, terutama untuk makanan dengan kunci ini adalah hal baru. Sehingga permintaan seperti ini bisa cenderung berumur pendek di pasar Korea,” tutup Lin.

Related News