• 20 April 2024

Mengabdi Lewat Hidroponik

uploads/news/2019/09/mengabdi-lewat-hidroponik-3083399b83cc028.jpg

KLATEN - Sebagai seorang Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Panggang, Kecamatan Kemalang, Klaten, Sri Susilowati berkewajban untuk bisa memberdayakan masyarakat sehingga dapat memperbaiki sektor pendapatan dan kehidupan warga desa. Karena itu, Susi mencoba memberdayakan masyarakat lewat “Panggang Hidrofarm,” kelompok warga Desa Panggang yang bergerak di bidang pertanian dengan teknik hidroponik.

Susi pun mengembangkan hidroponik sejak 2014 karena kesulitan air di Desa Panggang, Susi pun mencoba untuk bercocok tanam menggunakan teknik hidroponik yang lebih hemat air. “Saya selalu membeli air satu tangki Rp120 ribu selama lima hari. Itu juga dirasakan warga di sini. Jangankan untuk menanam, untuk minum saja susah. Kalau menanam pakai tanah itu kan boros air. Akhirnya saya berpikir untuk beralih ke hidroponik,” kata alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Hidroponik sendiri merupakan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dan menekankan pada pemenuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Karena dengan teknik ini air dapat diserap oleh tanam langsung, sehingga cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air terbatas.

Sebelum mengenalkan ke warga Desa Panggang, Susi menanam dengan teknik hidroponik di rumahnya sendiri. Saat itu belum ada warga yang tertarik dengan hidroponik. Namun, demi meningkatkan perekonomian masyarakat, Susi berusaha untuk mengembangkan dan mengenalkan hidroponik ke kelompok tani yang ia ketuai, yaitu Kelompok Tani Dewi Kuni.

Setelah itu, Susi berlanjut mengenalkan hidroponik ke kelompok PKK Desa Panggang. Mereka bertekad untuk menyebarkan “virus” hidroponik, hingga akhirnya, wanita sarjana kehutanan ini membentuk komunitas hidroponik di Kabupaten Klaten. Susi pun menjadi pendiri sekaligus ketua komunitas tersebut.

Tidak hanya para orang tua saja yang menanam, namun “virus” hidroponik juga sudah merambah ke pemuda desa. Untuk mengisi waktu luang saat liburan sekolah, Susi pun mengajak para pelajar untuk berlatih bercocok tanam secara hidroponik. Pelatihan-pelatihan yang diberikan Susi ke masyarakat akhirnya membuat warga tergerak.

Hingga saat ini, setidaknya sudah ada lima kebun tanaman hidroponik di setiap RT di Desa Panggang. Selain pelatihan, Susi juga mengadakan lomba antar RT, salah satunya untuk memperingati Hari Kartini. Lomba bertajuk “Hatinya PKK” ini diikuti oleh enam belas RT yang ada di Desa Panggang yang bertujuan untuk menambah semangat ibu-ibu untuk bercocok tanam.

 

 

Related News