• 25 April 2024

Pati Sagu untuk Cemilan

uploads/news/2020/04/pati-sagu-untuk-cemilan-12463f62fdb35c5.jpg

Produk puding, muffin, dan kue dengan bahan baku pati sagu dan tempe ini memenuhi harapan yakni dapat membantu mengontrol glukosa darah penderita diabetes.

JAKARTA - Pati sagu jarang dikembangkan sebagai makanan ringan, padahal pati sagu mengandung 3,69%-5,96% serat makanan dan indeks glikemik rendah (<55). Sehingga, bahan baku pati sagu berpotensi untuk dikembangkan menjadi makanan ringan atau snack bagi penderita diabetes.

Untuk itu peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Sofya Maya, MGz, Prof Ahmad Sulaeman, dan Tiurma Sinaga, MFSA, dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) melakukan penelitian terhadap sagu dengan judul "Alternative Snack for Diabetic Patients from Sago (Metroxylon sp.) Starch and Tempe". Hasil penelitiannya sudah diterbitkan dalam jurnal J. Gizi Pangan, Volume 15, Number 1, March 2020.

Baca juga: Boosting Stunting dari Ikan Baronang

Riset tersebut juga terpilih menjadi salah satu dari 111 Inovasi Indonesia Paling Prospektif 2019 oleh Business Innovation Center (BIC), Kementerian Riset dan Teknologi. Penelitian yang diketuai oleh Prof. Ahmad Sulaeman ini sebagai bagian dari penelitian payung mengenai sagu dan diabetes.

Prof. Ahmad Sulaeman mengatakan, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk makanan yang terbuat dari pati sagu dan tempe sebagai camilan alternatif untuk penderita diabetes.

“Produk puding, muffin, dan kue dengan bahan baku pati sagu dan tempe ini memenuhi harapan yakni dapat membantu mengontrol glukosa darah penderita diabetes. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan pengujian praklinis untuk menentukan peran positif dari produk dalam mengendalikan kadar glukosa darah pada penderita diabetes,” ujarnya dalam keterangan tertulis IPB belum lama ini.

Produk-produk ini mengandung level yang berbeda serat makanan dan pati resisten. Puding dikategorikan sebagai makanan berserat tinggi dengan tingkat yang dapat diabaikan dari pati resisten, muffin sebagai makanan serat tinggi dengan tingkat menengah pati resisten, dan cookies sebagai makanan berserat tinggi dengan tingkat tinggi pati resisten.

Baca juga: IPB Kenalkan BSF ke Masyarakat

Produk ini juga memiliki kandungan serat yang relatif tinggi dan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan untuk kontrol glukosa pada penderita diabetes. Makanan utama dan makanan ringan dibutuhkan oleh penderita diabetes untuk mengontrol kadar glukosa darah.

Bahan makanan untuk penderita diabetes seharusnya kadar seratnya tinggi dan indeks glikemik rendah. Selain itu, perlu juga penjadwalan untuk camilan di antara dua hidangan utama waktu. Ini bertujuan untuk memenuhi asupan kalori yang memadai dan kebutuhan nutrisi, mencegah hipoglikemia yang biasanya terjadi pada malam hari, mencapai atau mempertahankan berat badan normal dan mengontrol glukosa darah dalam suatu upaya untuk mencegah risiko komplikasi pada penderita diabetes.

Related News