• 19 April 2024

Boosting Stunting dari Ikan Baronang

uploads/news/2020/04/boosting-stunting-dari-ikan-23095135b9a520d.jpg

Kemudian tim kami yang dari IKN memilih ikan baronang dalam mendukung topik ini dikarenakan ketersediaannya yang potensial untuk dijadikan usaha Selain itu, kandungan ikan baronang mampu melengkapi pemenuhan protein harian.”

JAKARTA - Mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) University menjadi finalis National Bussiness Plan Competition (NBPC) yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tim yang berasal dari kolaborasi tiga program studi tersebut, terdiri dari Olive Afifah Azzahra dari Supervisor Jaminan Mutu Pangan (JMP), Mella Aprilia dari Teknologi Produksi Manajemen Perikanan Budidaya (IKN), dan Sophie Myhinnatul Anwar dari Manajemen Industri (MNI).

Baca juga: IPB Kenalkan BSF ke Masyarakat

Ketiganya menciptakan boosting dari ikan baronang siap saji pencegah stunting dan mempercepat pemenuhan kebutuhan protein harian. Olive mengatakan, ide bisnis bermula dari matakuliah di JMP yang sering mereview jurnal tentang gizi di Indonesia.

Salah satu masalah krusial adalah stunting yang terbilang cukup tinggi pada 2013 yaitu sebesar 37,2% kemudian menurun pada 2019 menjadi 27,67%. Artinya masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya pemenuhan zat gizi.

"Kemudian tim kami yang dari IKN memilih ikan baronang dalam mendukung topik ini dikarenakan ketersediaannya yang potensial untuk dijadikan usaha Selain itu, kandungan ikan baronang mampu melengkapi pemenuhan protein harian,” katanya dalam siaran pers IPB.

“Namun, ikan baronang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat pesisir pantai. Kami merencanakan untuk mengolahnya dengan menggunakan tekanan dan dikemas dengan sistem vakum untuk menambah umur simpan dan mempermudah distribusi," ujarnya.

Ia menambahkan, boosting memiliki keunggulan yaitu menjadi makanan siap saji yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani konsumen serta dapat mencegah terjadinya stunting. Produk yang dirancang berkualitas dan terjamin keamanan pangan, mudah dijangkau oleh masyarakat luas, serta bebas dari bahan pengawet dan monosodium glutamate (MSG).

Selain itu rempah-rempah sebagai bumbu dari ikan baronang secara alami memiliki zat aktif anti mikroba yang dapat mengawetkan bahan pangan tanpa bahan pengawet. Olive menjelaskan, boosting memiliki harga yang relatif terjangkau yaitu sebesar Rp15.000.

Dalam ide bisnis ini, tentu perlu perencanaan finansial. Seperti dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP), Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PBP) yang diajarkan dalam mata kuliah Keuangan dan Akuntansi di program studi MNI.

Dalam penetapan harga bahan baku dan biaya operasional lainnya, diperlakukan riset terlebih dahulu dengan melihat harga di pasaran dan bertanya kepada pihak terkait agar data harga yang dapat mendekati harga aktual. Selain itu, dalam perencanaan finansial ini mereka berusaha serealistis mungkin agar produk ini bukan hanya sekedar menjadi rencana bisnis tapi dapat direalisasikan.

“Kami mempunyai target sasaran yakni produk boosting ini dapat dipasarkan secara komersil dan diakui oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai produk olahan ikan yang dapat menunjang program pemerintah yaitu gerakan makan ikan,” katanya.

Baca juga: IPB Peringkat Satu Publikasi Internasional

“Selain itu, sesuai dengan positioning yang dirancang yaitu mencegah stunting, ingin produk Boosting dapat tersedia di puskesmas, posyandu, atau rumah sakit sebagai makanan yang direkomendasikan kepada ibu hamil untuk mencegah kelahiran bayi stunting,” tambahnya.

“Dengan adanya kegiatan ini, mereka dapat belajar dan mendapatkan pengalaman untuk mengoptimalisasi potensi perikanan Indonesia dan potensi jiwa wirausaha dari masing-masing kita untuk terus berkolaborasi mewujudkan ekonomi kreatif di era revolusi 4.0 ini,” tutupnya. 

Related News