• 29 March 2024

Semerbak Budidaya Serai Wangi

uploads/news/2019/10/semerbak-budidaya-serai-wangi-1322493e1be8463.jpg

Anjloknya harga karet pada 2013, membuat Imron memilih banting setir untuk membudidayakan tanaman serai wangi.

SUMATERA SELATAN - Saat harga karet anjlok pada 2013 hingga mencapai Rp2 ribu per kilonya, membuat Imron harus memutar otak untuk membudidayakan tanaman serai wangi, demi terus mengepulkan asap dapur. Sebenarnya, serai wangi atau citronella grass cukup banyak ditemui di wilayah Sumatera Selatan.

Imron yang juga warga Desa Teluk Kecamatan Lais, Kabupaten Muba, mengaku sudah lima tahun membudidayakan serai wangi. Ternyata, budidaya serai wangi selama ini dinilainya cepat menghasilkan uang hingga puluhan juta rupiah dalam sekali panen.

"Dibandingkan tanaman karet, lebih untung pendapatan tanaman serai wangi, saya pernah mendapat Rp25 juta sekali panen dalam kurun waktu enam bulan," jelas Imron.

Lantas bagaimana perhitungan Imron, bisa sekali panen dapat Rp25 juta? Ternyata dengan lahan satu hektare tanaman serai wangi bisa ditanam sampai 10 ribu rumpun, untuk satu hektare tanaman serai hanya diberi jarak satu meter. Dengan perhitungan paling kecil satu rumpunnya bisa mendapatkan berat 5 kg, nah untuk 10 ribu rumpun saat panen dikalikan 5kg menghasilkan 50 ton.

"Panen serai wangi di lahan satu hektare bisa hasilkan 50 ton dikali Rp 500, jadi Rp 25 juta untuk sekali panen," ungkapnya.

Imron menjelaskan, lebih memilih budidaya serai wangi ketimbang karet, karena saat ini petani serai wangi di Sumsel terbilang jarang. Bahkan untuk di satu kabupaten saja, di Muba hanya ada di wilayah Teluk. "Untuk prospek ke depan penghasilannya lumayan, kebutuhan untuk ekspor juga sudah ada yang menunggu," katanya.

Tanaman serai wangi, diakui bisa dibuat menjadi minyak. Selain itu bisa juga dijadikan bahan baku sabun mandi dan pakan ternak. Diakui tidak semua serai bisa ditanam atau bisa dibudidayakan, dirinya pun menanam hingga 33 varietas serai. Bukan hanya untuk bahan baku minyak, tanaman serai untuk sayuran juga dia tanam. Awal mula menjadi petani serai pun berliku, dirinya pernah ditipu, ternyata bibit serai yang ditanam bukanlah tanaman yang bisa diekspor.

"Setelah tertipu, kita memilih bibit yang unggul, untuk bibit disini ada dua jenis yaitu jenis serai varietas maha penggiri (D1) dan citrona, dua bibit ini yang bisa menghasilkan minyak," ungkapnya.

Banyaknya petani serai di Desa Teluk Muba, membuat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) ikut membantu mengembangkan budidaya tersebut. Kepala PMD Muba, Richard menungkpakan, untuk budidaya serai wangi pihaknya sudah menyiapkan lahan sekitar 10 hektare, sebagai solusi untuk menambah pendapatan petani.

"Kalau sekarang totalnya lebih kurang 2,5 hektare yang dimiliki oleh kelompok Imron," jelas dia. Menurut Ricahard, serai wangi menjadi bermanfaat bagi masyarakat karena harga sawit dan karet yang anjlok. (SM)

Related News