• 29 March 2024

Pembuatan Pupuk Kandang Metode Fermentasi

uploads/news/2020/03/pembuatan-pupuk-kandang-metode-25093cc7bba1897.jpeg

“Pupuk organik ini aman digunakan dalam jumlah yang besar, aman bagi manusia, tumbuhan maupun aman bagi lingkungan.”
SIGI - Belum lama ini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah melakukan pengolahan limbah pertanian dan peternakan untuk dijadikan pupuk organik. Olahan limbah tersebut diyakini dapat menjadi produk yang bernilai tinggi bila diolah secara baik.

Dengan berbahan kotoran ternak sapi sebanyak 500 kilogram, dedak padi 25 kilogram, tetes tebu atau molasses satu liter, dan probiotik lokal (prolog) satu liter, bisa menghasilkan puput organik berkualitas tinggi. Peralatan yang digunakan pun cukup sederhana, dengan menyediakan drum plastik 100 liter sebanyak lima buah, ember lima buah, dan menggunakan sekop sesuai kebutuhan.

Baca juga: Teror Hama FAW di Sulteng

Cara pembuatannya, pertama-tama campurkan tetes tebu dan probiotik ke dalam ember dan tambahkan air secukupnya. Kemudian, hamparkan kotoran ternak secara bertahap sebanyak 100 kilogram. Taburkan dedak padi secara merata, setelah itu semprotkan campuran probiotik dan molasses secara merata.

Kemudian, lakukan hal yang sama hingga kotoran ternak sebanyak 500 kilogram itu habis. Selanjutnya, campuran kotoran ternak diaduk menggunakan sekop atau cangkul hingga merata, paling tidak sampai pada kondisi kotoran yang siap difermentasi. Lebih jelasnya, olahan tersebut dapat menyatu bila dikepal dengan tangan.

Sahabat Tani juga dapat menambahkan air bila kotoran ternak dalam kondisi kering. Selanjutnya masukkan campuran ke dalam drum plastik dan dipadatkan hingga penuh. Tutup rapat drum sehingga proses fermentasinya dalam kondisi kedap udara. Simpan di tempat yang aman dan tidak terkena sinar matahari langsung selama 2 atau 3 minggu.

Sahabat Tani juga perlu mengamati perubahan suhu di setiap waktu. Sebab, puncak perubahan suhu terjadi pada minggu kedua hingga pertengahan minggu ketiga dengan kisaran suhu antara 40-60 derajat celsius. Menjelang akhir proses fermentasi pada minggu ketiga, suhu mulai menurun hingga mencapai suhu normal 36-37 derajat celsius.

Perlu diingat, sebelum menggunakannya, sebaiknya membuka penutup ember pupuk organik tersebut untuk menghilangkan gas metana yang tersisa setelah proses fermentasi. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah, Dr Ir Fery Fahrudin Munir, M.Sc. mengatakan, pupuk organik merupakan solusi terbaik untuk menghasilkan tanaman kualitas tinggi.

Sebab, kelebihan sari pupuk organik yaitu mempunyai kandungan unsur hara yang lengkap baik hara makro maupun mikro. Dengan begitu, kandungan bahan organik yang tinggi ini dapat memperbaiki struktur maupun sifat fisik tanah sehingga mampu mengikat air.

"Selain itu, pupuk organik mengandung asam-asam organik seperti asam humic, asam folic, dan hormon yang sangat baik untuk tumbuhan," jelasnya belum lama ini.

Baca juga: Menjaga Masyarakat Kluawi dari Banjir

Selain itu pupuk organik juga dapat menjadi penyangga potensial hidrogen (pH) tanah yang berfungsi agar unsur hara tanah berada dalam kondisi tersedia bagi tanaman.

"Apalagi, pupuk organik ini aman digunakan dalam jumlah yang besar, aman bagi manusia, tumbuhan maupun aman bagi lingkungan," pungkasnya.

Related News