• 26 April 2024

Bantam Chocin, Si Bulat Eksotis

uploads/news/2020/02/bantam-chocin-si-bulat-332430cca992370.JPG

Yang disebut ayam bantam, kalau di Indonesia itu seperti ayam kate, yang berasal dari Bandung.

TANGERANG -  Dumadi, pemilik peternakan ayam Idum Farm yang juga pemilik ayam bantam cochin mengatakan, keterbatasan lahan di sekitar rumahnya yang berada di kawasan padat pemukiman, tidak menjadikannya hambatan untuk mengembangkan hobinya memelihara ayam hias khususnya ayam bantam cochin. Bahkan dari kegemarannya itu, laki-laki berusia 34 tahun ini mengaku tak sedikit rupiah yang ia dapat dari hobi beternak ayam hias. Salah satu ayam hias tersebut bernama ayam bantam cochin asal Cina. Jenis ayam hias yang satu ini memiliki daya tarik tersendiri. Saat tumbuh semakin dewasa, tubuh ayam ini akan semakin terlihat bulat dengan bulu-bulunya yang semakin tebal.

“Yang disebut ayam bantam, kalau di Indonesia itu seperti ayam kate, yang berasal dari Bandung. Tapi tetap saja, beda antara ayam bantam chocin dengan ayam kate. Ayam bantam chocin juga mudah sekali untuk di budidayakan di perumahan seperti tempat saya ini, karena karakteristiknya seperti ayam kampung,”ucap Dumadi saat ditemui di Idum Farm yang berada di Desa Gelam Jaya, Pasar Kemis, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, kepada tim JagadTani.id belum lama ini.

“Ayam chocin itu dari saya sendiri, saat ini yang dilombakan itu dari warna bulunya. Karena ini jenis ayam hias. Tahun 2018 ini pernah ada lomba di Karawang. Tapi saya bukan jadi pesertanya, tapi jadi jurinya,” tambahnya.

Baca juga: Telur Ayam Cemani Berwarna Hitam?

Selama ini, Dumadi mengatakan, ia memelihara ayamnya dengan membuat sebuah kandang ayam yang sederhana di samping rumahnya. Dengan memanfaatkan lahan yang terbatas, ia membuat kandang yang diisi oleh berbagai macam jenis ayam. Mulai dari jenis ayam brahma, ayam mutiara, ayam bantam chocin, hingga ayam cemani. Ia juga menamai usaha peternakannya dengan nama Idum Farm.

“Kalau bicara secara bisnis, kalau misalnya dari indukan Rp5 juta, dalam sebulan dia menetaskan telur 20 biji. Kemudian tinggal dikalikan 200 saja. Nah, itu hitungannya kalau bisnis. Tapi kalau bicara secara hobi, lebih baik dari anakan. Jadi bisa dirawat sejak kecil,” ucap laki-laki kelahiran Jawa Tengah ini.

Baca juga: Terperangah Keindahan Ayam Brahma

Dumadi juga menambahkan, menurutnya ia lebih tertarik dengan ternak ayam hias. Sebelumnya, ia sempat bekerja di sebuah perusahaan, hingga akhirnya lebih memilih menekuni ternak ayam hias yang salah satunya ayam bantam chocin ini.

“Jadi, sebelum saya menekuni di bidang peternakan ayam ini, saya itu sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan bagian teknisi, di perusahaan swasta. Nah, setelah terjun ke dunia peternakan dan dulunya di bagian teknisi, akhirnya ada sedikit ilmu yang bisa digunakan dari pengalaman kerja tersebut,” tutupnya.

Related News