• 24 April 2024

Untung Besar dengan Jesika Mobile

uploads/news/2020/02/untung-besar-dengan-jesika-34989f800addd42.jpg

“Kita di sini dalam rangka jemput bola, bagaimana KKP melalui BKIPM bisa memberi pelayanan secepatnya kepada khususnya pembudidaya ikan hias.

BOGOR - Para pelaku ikan hias di Kota Bogor kini tak perlu repot-repot untuk mendapatkan layanan informasi dan sertifikasi karantina ikan dan mutu. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil meluncurkan aplikasi Jesika Mo. Jesika Mo atau Jendela Informasi Karantina Ikan Mobile ini merupakan layanan berbasis online untuk memberikan kemudahan dan cukecepatan akses pengguna jasa serta mendukung efisiensi biaya agar lebih murah bagi para pelaku usaha ikan hias.

Aplikasi Jesika Mo atau Jesika Mobile secara resmi diluncurkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/2) kemarin. Acara peluncuran tersebut dihadiri Kepala BKIPM KKP, Rina; beserta pejabat Unit Pelaksana Teknis (UPT) BKIPM se-Indonesia; hadir juga Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim; dan ratusan pelaku usaha ikan hias. 

Edhy Prabowo mengatakan, ia sangat menyambut baik diluncurkannya inovasi layanan berbasis android mengenai informasi dan sertifikasi karantina ikan dan mutu bagi masyarakat, khususnya para pelaku usaha di bidang perikanan. Selain itu, ia menyebutkan, Bogor merupakan daerah permulaan diterapkannya layanan Jesika Mobile. Pilot project di Bogor ini nantinya akan dikembangkan di daerah lain di Indonesia.

"Kita di sini dalam rangka jemput bola, bagaimana KKP melalui BKIPM bisa memberi pelayanan secepatnya kepada khususnya pembudidaya ikan hias. Ide ini dimulai dari Bandung dan di Bogor merupakan daerah permulaan. Jika ini berhasil, nanti akan kita kembangkan ke seluruh daerah di Indonesia," ujar Edhy.

Baca juga: Kembangkan Bibit Ikan dengan RAS

Sementara itu, Kepala BKIPM, Rina mengatakan, saat ini layanan sertifikasi KIPM sudah dilakukan secara online yang disebut sistem karoline (karantina ikan online). Sistem ini untuk mendata pengiriman ikan oleh para pelaku usaha ikan di seluruh Indonesia.

"Namun di era digital seperti ini, layanan ini ternyata masih membuat para pelaku usaha untuk mencetak sertifikat khususnya seperti di Bogor dengan pembudidaya ikan skala kecil harus datang ke kantor kami di Jakarta. Makanya, sistem ini kemudian dikembangkan ditransfer ke android dengan nama Jesika Mo," kata Rina.

Dengan layanan ini, lanjut Rina, pelaku usaha ikan hias akan lebih dimudahkan dalam hal layanan sertifikasi karantina ikan hanya dengan melalui ponsel genggam. Untuk jasa pengiriman sendiri, pihaknya telah berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia (Persero) dan jasa pengiriman swasta, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), bahkan dalam waktu dekat akan kerjasama juga dengan beberapa e-commerce, seperti PT Bukalapak.com, PT Tokopedia, serta PT Global Digital Niaga (Blibli.com).

"Untuk memfasilitasi pengiriman kita meminta harus ada sertifikat karantina ikan. Untuk awal ini hanya layanan dalam negeri dan ikan-ikan yang tidak berbahaya seperti cupang, platy dan discus. Kita juga baru memfasilitasi pembudidaya ikan hias di Bogor," imbuh Rina.

Baca juga: Mendorong Komoditas Rumput Laut Sumtim

Ia melanjutkan, berdasarkan data BKIPM, terdapat 974 pembudidaya ikan hias dan 200 re-seller di Kota Bogor. Hitungan BKIPM, sambung Rina, apabila 500 pembudidaya ikan hias dan re-seller itu melakukan pengiriman dua kali saja dalam seminggu melalui Jesika Mobile maka akan ada keuntungan tambahan cukup lumayan bagi mereka setiap tahunnya. 

"Itu (hitungan) setiap pengiriman bisa penghematan Rp200.000 ke Jakarta tanpa melihat pakan, dan belum macetnya. Jadi kalau kita bisa memfasilitasi gerai layanan karantina ikan di Bogor dan ini berjalan dengan mulus maka ada sekitar Rp9,6 miliar per tahun menjadi keuntungan tambahan bagi 500 pembudidaya. Dengan PNBP yang ditarik satu lembar Rp2.500," tandasnya.

Related News