• 26 April 2024

Irigasi Gumbasa Kembali Berfungsi

uploads/news/2020/01/irigasi-gumbasa-kembali-berfungsi-8533820ce89d42e.jpeg

"Sekitar 1.500 atau 2.000 hektare lahan pertanian sudah diairi air dari irigasi."
SIGI - Para petani di sebagian wilayah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, akhinya bisa bernapas lega. Pasalnya, Irigasi Gumbasa sebagai salah satu irigasi utama untuk lahan pertanian di wilayah itu sudah mengalirkan air. Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapatta mengemukakan, kurang lebih 2.000 hektare lahan pertanian yang mengalami kekeringan di kabupaten itu telah dialiri air dari irigasi, setelah setahun lebih tidak befungsi karena rusak akibat gempa 28 September 2018 silam.

"Sekitar 1.500 atau 2.000 hektare lahan pertanian sudah diairi air dari irigasi," sebutnya di Desa Jono Oge, Kecamatan Sigi Biromaru belum lama ini.

Baca juga: Budidaya Kelor Organik Terbaik

Saat bencana gempa disusul likuifaksi yang menghantam Kabupaten Sigi, kurang lebih sekitar 7.100 hektare lahan pertanian di Sigi tidak dapat diolah oleh petani. Apalagi, lahan-lahan pertanian yang sumber airnya sangat bergantung pada Irigasi Gumbasa. Lahan-lahan pertanian yang selama ini airnya bergantung pada irigasi Gumbasa yaitu, Kecamatan Gumbasa, Tanambulava, Dolo, dan Sigi Biromaru. Sebagaimana diketahui, total lahan pertanian yang akan diairi air dari irigasi yaitu sekitar 7.000 hektare lebih dan hingga saat ini, belum sampai di angka tersebut.

"Tetapi ini tetap dalam proses, karena pekerjaan pembangunan irigasi terus berjalan," katanya optimis.

Dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana gempa dan likuefaksi Sigi, menurut Irwan Lapatta, salah satu komponen yang mulai berfungsi secara perlahan-lahan ialah Irigasi Gumbasa. Saat ini, air irigasi telah memasuki Kecamatan Tanambulava. Dengan begitu, petani di kecamatan tersebut telah mendapatkan air untuk kembali mengolah lahannya.

Dia menjelaskan, hal itu sesuai target dari Pemerintah Pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jika air irigasi akan berfungsi optimal dan mengairi lahan pertanian secara maksimal pada 2022 yang meliputi Sigi dan Kota Palu.

"Pekerjaan irigasi oleh Pemerintah Pusat ditargetkan rampung total sekitar tahun 2021 dan akan berfungsi maksimal tahun 2022," urainya.

Baca juga: Memulihkan Lahan Pertanian Pascabencana

Irwan Lapatta juga menjelaskan, jumlah total kerugian yang dialami Kabupaten Sigi karena gempa dan likuefaksi kurang lebih senilai Rp11,1 triliun. Namun, yang diusulkan kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencapai Rp13 triliun.

"Saat bencana itu jalan, jembatan, irigasi yang merupakan sarana penunjang penguatan ekonomi masyarakat sebagian besar rusak total, termasuk air bersih. Namun, dalam masa rehab-rekon ini sudah ada perbaikan-perbaikan dan mulai berfungsi perlahan-lahan, salah satunya yakni irigasi," pungkasnya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, masyarakat petani di Desa Jono Oge, Kecamatan Sigi Biromaru, akan melakukan tanam padi serentak pada bulan maret 2020.

Related News